Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayanan Imigrasi Tangerang Dibatasi Sementara karena Wabah Covid-19

Kompas.com - 24/03/2020, 16:13 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kantor Imigrasi Non-TPI Kelas I Tangerang membatasi sementara kegiatan operasional pembuatan paspor di tengah meluasnya penyebaran virus corona baru yang menyebabkan covid-19.

Kepala Kantor Imigrasi Non-TPI Kelas I Tangerang Felusia Sengky Ratna mengatakan, pembatasan sementara tersebut berdasarkan surat edaran dari Dirjen Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM.

"Kami telah mendapatkan surat edaran Plt Direktur Jenderal Imigrasi tentang pembatasan layanan keimigrasian dalam rangka mencegah penyebaran covid-19 di lingkungan kantor imigrasi untuk meminimalisir penyebaran wabah  yang sangat rentan terjadi di area publik," kata dia di Tangerang, Selasa (24/3/2020).

Baca juga: Kantor Imigrasi Tangerang Terapkan Social Distancing untuk Pemohon Paspor

Sengky mengatakan, meski pelayanan secara umum dihentikan, ada beberapa layanan yang masih dilayani, antara lain untuk orang dalam keadaan darurat yang harus berobat ke luar negeri. Untuk keperluan seperti itu harus menyertakan keterangan dokter.

"Seperti orang sakit yang tidak dapat ditunda yang tentunya harus disertai dengan rujukan dokter, kemudian kami  berikan juga kepada orang-orang yang memang kepentingannya tidak dapat ditunda lagi," ujar Sengky.

Penutupan tersebut juga dilakukan untuk pelayanan jemput bola yang dilakukan Imigrasi Non TPI Kelas I Tangerang seperti di pusat-pusat perbelanjaan di Tangerang Raya.

"Biasanya kami adakan di setiap akhir pekan, kami sudah menutup dengan tidak memberikan layanan sampai dengan batas waktu yang belum dapat kami tentukan," kata dia.

Sengky juga menjelaskan, dampak virus corona dari pengajuan pembuatan paspor sudah terasa di minggu pertama Maret 2020. Bahkan dua minggu terakhir pengajuan sudah turun sampai 90 persen dari kuota layanan.

"Kalau hari biasanya kami  mungkin bisa melayani sampai dengan 250 pemohon, sekarang mungkin hanya 17 sampai 20 pemohon," kata Sengky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com