Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Jakpus Harap Pedagang Turut Partisipasi Tes Covid-19 demi Putus Rantai Penularan

Kompas.com - 25/06/2020, 10:31 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Pusat berharap warga dapat bekerja sama untuk mengikuti tes massal demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Sebagai informasi, belakangan ini beberapa warga atau pedagang di wilayah Jakarta Pusat memilih untuk menghindar atau bahkan menolak mengikuti pemeriksaan massal.

Hal ini terjadi di Pasar Gembrong, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Para pedagang justru menutup tokonya demi menghindari kegiatan swab test massal yang digelar di area pasar pada Rabu (24/6/2020).

Baca juga: Hindari Tes Covid-19, Pedagang Pasar Gembrong Jakpus Tidak Bejualan dan Tutup Toko

"Iya, kami harapkan partisipasi warga untuk menekan persebaran Covid-19. Karena kan sekarang itu Jakarta Pusat tertinggi incidence rate (IR) Covid-19 di Indonesia," ujar Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).

Bayu mengatakan, pencegahan penyebaran Covid-19 perlu kerja sama semua pihak. Termasuk juga kalangan pedagang di pasar-pasar untuk bersedia mengikuti tes massal Covid-19.

"Iya kami ingatkan, sosialisasi terus menerus pentingnya pemeriksaan ini. Kalau memang sayang sama keluarganya, sayang sama diri sendiri ya lakukan lah," ungkapnya.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat Erizon Safari menegaskan bahwa tujuan utama tes massal untuk pelacakan kasus dan memutuskan rantai penularan.

Baca juga: Pedagang Pasar Gembrong Hindari Tes Swab Massal karena Khawatir Dikarantina

Menurut dia, banyak dari warga yang hanya melihat imbasnya, yakni penutupan pasar dan tidak bisa beraktivitas karena dikarantina jika dinyatakan positif Covid-19.

"Ini yang mau kami sampaikan bahwa kegiatan pemeriksaan atau testing tujuannya baik. Supaya kita tahu di mana mata rantai penularan," ungkapnya.

"Kalau masyarakat sudah merasa aman karena tidak ada penularan. Misalnya di pasar, pembeli itu pasti datang. Walaupun memang harus ada konsekuensinya dulu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com