Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasio Kasus Positif di Jakarta Menurun, tapi Penularan Covid-19 Masih Terjadi

Kompas.com - 01/07/2020, 17:39 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan bahwa penularan Covid-19 masih terjadi di Ibu Kota.

Itu sebabnya, meskipun telah melampaui skor minimal untuk pelonggaran, Pemprov DKI Jakarta tetap memutuskan untuk memperpanjang PSBB Transisi selama 14 hari ke depan.

“Angka reproduksi (wabah Covid-19) di Jakarta masih berkisar 1, belum turun sampai angka yang lebih aman. Masih sama dengan angka bulan lalu,” ujar Anies dalam konferensi pers di Balai Kota, Rabu (1/7/2020).

Baca juga: PSBB Transisi di Jakarta Diperpanjang 14 Hari

“Karena itulah kami merasa lebih bertanggung jawab apabila kita teruskan ini karena keselamatan nomor satu,” lanjut dia.

Sebagai informasi, angka reproduksi merupakan potensi penularan wabah oleh 1 orang. Jika angka reproduksi sebesar 3, maka itu artinya 1 orang dapat menularkannya ke 3 orang lain.

Apabila angkanya 1, maka 1 orang dapat menularkannya ke 1 orang lain dan begitu seterusnya. Keadaan baru dikatakan relatif membaik jika angka reproduksi kurang dari 1, sebab itu artinya jumlah orang yang tertular di kemudian hari akan semakin sedikit.

Anies mengaku pihaknya masih akan terus menggencarkan pelacakan kasus masif meskipun jumlah pelacakan dan tes Covid-19 yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta sudah di atas standar minimum WHO.

Baca juga: Anies: Rasio Tes Covid-19 di Jakarta Melebihi Standar Mininum WHO

Rasio jumlah temuan kasus positif dibandingkan jumlah tes yang dilakukan (positivity rate) juga terbilang rendah dan diklaim aman. Namun, hasil pelacakan masif membuktikan bahwa sebaran wabah virus corona masih terjadi di Jakarta.

Active case finding di Jakarta amat tinggi. Jadi jumlah kasus positif yang ditemukan bukan dari pasien di runah sakit atau orang yang datang ke rumah sakit karena keluhan, tetapi mayoritas didapat di Puskesmas yang secara aktif mendatangi komunitas atau orang-orang yang punya probabilitas tertular. Karena itu kita katakan wabahnya masih ada. Memang, positivity rate-nya berkisar angka 5 persen artinya kalau dalam standar WHO, itu aman. Tapi itu bukan berarti kita sudah bebas,” ungkap Anies.

“Ini yang kami perlu garis bawahi. Kami bukan bertujuan menurunkan garis dalam grafik laporan, kamiberkeinginan mengendalikan wabah. Kalau mau menurunkan garis, (caranya bisa dengan) mengurangi testing, nanti garisnya akan turun, pasti, tapi wabahnya tidak turun.”

“Tujuan kita bukan menurunkan garis , tujuan kita itu mengendalikan wabah. Lebih baik tingkatkan aktivitas testingnya, menjangkau pribadi tanpa gejala tapi positif, lalu diisolasi daripada kita membiarkan dengan mengurangi testing,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com