JAKARTA, KOMPAS.com - Rasanya kikuk dan mengerikan. Jantung berdegub cukup kencang saat melangkah dan menelusuri pasar Jakarta. Kamis (2/7/2020) kemarin adalah pengalaman pertama masuk ke pasar sejak wabah pandemi Covid-19 merebak.
Berjalan di lorong-lorong pasar penuh kewaspadaan. Saat di Pasar Minggu, banyak pedagang yang tak mengenakan masker.
Gambaran ini begitu nyata ketika pedagang asyik berbincang seraya berdekatan. Tak ada masker yang melingkar menutupi hidung dan mulut mereka.
Pengunjung pasar pun sama saja. Banyak dari mereka yang tak melindungi diri dengan masker, seperti yang dianjurkan pemerintah bersama gugus tugasnya selama ini.
Baca juga: Ganjil Genap Dihapus, Pedagang Pasar Minggu Senang Bisa Berjualan Normal
Di Pasar Minggu, saya tak berani masuk ke lorong-lorong pasar yang lebarnya tak kurang dari dua meter meskipun sudah memakai masker, cuci tangan, dan dalam kondisi sehat.
Beberapa lorong sempat dipenuhi oleh pengunjung pasar.
Malah yang bikin ragu memuncak adalah tak adanya protokol kesehatan pemeriksaan suhu sebelum masuk ke area pasar. Padahal, kerap disiarkan di mana-mana bahwa pemeriksaan suhu tubuh adalah protokol kesehatan paling standar yang mesti ditegakkan.
Protokol jaga jarak juga tak terlihat di Pasar Minggu. Belum lagi, aturan ganjil genap di pasar sudah tak berlaku.
Di Pasar Cipete Selatan, protokol pengukuran suhu di pintu masuk juga tak ada.
Sekitar pukul 13.00 WIB, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) baru terlihat berkumpul di Posko Terpadu Pengawasan dan Penindakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kelurahan Cipete Selatan.
Mereka duduk berkumpul, sebagian lainnya asyik mengecek telepon seluler.
Awalnya agak ragu untuk masuk ke dalam pasar. Suasana Pasar Cipete Selatan siang kemarin terlihat sepi, begitu pula dengan lorong-lorongnya.
Ajis, pedagang buah di Pasar Cipete Selatan menyebutkan, kondisi pasar memang sepi adanya dan nyaris hening sejak pandemi Covid-19.
Saya tahu kalau pasar adalah salah satu pusat penularan virus Covid-19. Epidemiolog pun menyebutkan bahwa pasar bisa menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Baca juga: Ganjil Genap Dihapus, 90 Persen Pedagang Pasar Minggu Mulai Berjualan
Pasar Minggu sendiri sempat ditutup tiga hari pada 20-22 Juni. Penutupan Pasar Minggu dilakukan setelah temuan tiga orang positif Covid-19 setelah menjalani tes usap.