Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Warung Kopi Dekat Pos Polisi Kena Tipu Orang yang Mengaku Ditilang

Kompas.com - 07/07/2020, 09:33 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asep (50) salah satu pedagang warung kopi di Pos Polisi perempatan Ancol, Jakarta Utara, mengalami nasib sial.

Ia tertipu oleh orang yang mengaku habis ditilang Polisi.

Awal kejadian, Asep sedang duduk di warung kopinya pada Minggu (5/7/2020) pagi. Saat itu kondisi warung tidak terlalu ramai.

Lokasi warung terletak tidak jauh dari pos polisi, kira-kira berjarak 100 meter.

Saat itu, datanglah seorang laki-laki ke warung Asep dan mengaku habis kena tilang. Orang itu awalnya meminta segelas teh.

"Kemarin kan datang orang ketilang dari pos pol ke warung berdiri di sini minta teh manis, saya kasih," kata Asep saat ditemui, Senin (6/7/2020).

Baca juga: Hampir Setahun, Unit Rusunami DP Rp 0 Klapa Village Baru Terjual 32 Persen

Asep segera menyajikan teh. Ia tidak menaruh curiga dengan orang tersebut.

Setelah disuguhkan segelas teh manis, pria itu kemudian meninggalkan kantong plastik berwarna hitam yang disebutnya berisi jam tangan.

Usai memberi kantong plastik, orang itu balik ke arah Pos Polisi.

Tak berselang lama, orang itu muncul lagi meminta rokok lima bungkus kepada Asep.

"Balik lagi kesini minta rokok lima bungkus, ya sudah saya kasih kan lima bungkus lah. Saya tahunya dia lagi ditilang," kata Asep.

Baca juga: Bengkel Mobil di Lenteng Agung Terbakar, Diduga karena Bakar Sampah

Bukan hanya itu, Asep juga diberikan STNK. Diduga agar Asep percaya bahwa orang tersebut benar-benar ditilang.

Setelah itu, pria tersebut pergi ke arah pos polisi.

Setelah curiga karena pria itu lama tak kembali, Asep membuka kantong plastik yang diberikan. Ternyata, isinya sampah.

Begitu pun STNK ternyata palsu.

Asep kemudian mendatangi pos polisi untuk mencari pria itu. Namun, tidak ditemukan.

"Sudah setengah jam tidak nongol-nongol, saya tanya ke polisi yang ada di pos pol, ternyata tidak ada orang yang ketilang," kata Asep.

Meski rugi, Asep mengaku sudah ikhlas terkena tipu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com