BEKASI, KOMPAS.com - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) akan melaporkan ke polisi kasus kekerasan terhadap Nasrul, salah satu Universitas Pelita Bangsa (UPB) saat aksi unjuk rasa di kawasan Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu (7/10/2020).
Nasrul adalah salah satu dari enam mahasiswa UPB yang jadi korban kericuhan saat unjuk rasa di Jababeka.
Nasrul mengalami luka di bagian kepala hingga harus dioperasi.
Ketua PC PMII Kabupaten Bekasi M Harun Al Rasyid menyampaikan, pihaknya tengah mengumpulkan bukti sebagai dasar laporan ke kepolisian.
"Kami bersikeras agar tidak lagi terjadi. Kita juga niatnya menyampaikan aspirasi. Ini kok malah seperti itu. Kalau sudah kumpulkan bukti, kita besok atau lusa akan lakukan pelaporan dari PMII," ujar Harun saat dihubungi, Kamis (8/10/2020) kemarin.
Baca juga: Kronologi Bentrokan 9 Jam di Jakarta, Massa Anarkistis Merusak Ibu Kota
Harun mengatakan, kini keadaan Nasrul sudah mulai membaik dan telah dipindahkan ke ruang perawatan. Nasrul sudah bisa berkomunikasi.
"Sekarang kondisi sudah baik-baik saja. Sudah bisa komunikasi dan fase pemulihan dan Insya Allah udah pindah ke ruang rawat inap," kata Harun.
Sementara, lima korban lainnya kini masih dalam masa pemulihan.
Baca juga: Mahasiswa Korban Kericuhan Saat Unjuk Rasa di Jababeka Dioperasi di Kepala
Humas Universitas Pelita Bangsa Nining sebelumnya mengatakan, Nasrul alami keretakan di bagian tulang kepala sehingga harus dioperasi.
Dokter menduga luka di kepala Nasrul akibat pukulan atau terkena tembakan gas air mata. Namun, Nining tak menyebut siapa pelaku yang mengakibatkan korban terluka.
"Dokter sampaikan ada keretakan di bagian tulang kepala. Ini patah. Kemungkinan bisa saja dari tembakan gas air mata dan pukulan. Nasrulnya sendiri merasa memang ada yang menimpa kepalanya," kata Nining.
Roy, mahasiswa Universitas Pelita Bangsa juga mengalami luka parah di bagian kepala.
"Sama ada keretakan, tetapi Roy tidak sampai operasi. Kalau Nasrul ada patah di bagian kepala sekaligus retak," ucap dia.
Baca juga: Kerugian MRT Jakarta Dampak Demo Anarkistis: Kaca Pecah hingga Eskavator Terbakar
Nining menyayangkan adanya korban dari aksi unjuk rasa tersebut. Meski demikian, ia mengakui para mahasiswa belum izin dengan kampus untuk ikut aksi unjuk rasa itu.
Sebelumnya, mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di kawasan industri Jababeka, Kabupaten Bekasi, Rabu kemarin
Namun, aksi tersebut berakhir ricuh hingga bentrok dengan aparat.
Ketua BEM FEBIS Universitas Pelita Bangsa Suhendar mengatakan, bentrokan terjadi karena diduga ada penyusup yang memprovokasi.
Ada sejumlah orang yang tak menggunakan jaket almamater. Padahal, seluruh mahasiswa yang ikut aksi harus menggunakan jaket almamater.
"Jadi ada penyusup, mereka lempar-lempar batu, gitu. Jadinya pada kepancing juga, pihak kepolisian juga (ikut lempar batu)," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.