Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasa Beres-beres Kamar Kos Tumbuh Subur pada Masa Pandemi

Kompas.com - 16/10/2020, 10:08 WIB
Sonya Teresa Debora,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mendesak diberlakukannya sistem pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah (learn from home). Hal ini memicu mahasiswa rantau untuk kembali ke rumah dan meninggalkan kota tempatnya berkuliah.

Karena pergi dengan bergegas, tak sedikit dari mereka yang masih meninggalkan banyak barang di kamar kosnya masing-masing.

Dua mahasiswa Yogyakarta, Fawaz Muhammad Khaer (21) dan Fathom Alim (22), melihat peluang untuk membuka jasa layanan membereskan dan mengirimkan barang-barang mahasiswa rantau yang tertinggal di kamar kosnya.

“Kepikiran teman-temanku yang dari luar kota, mereka kan ngekos di sini, tapi orangnya enggak di sini, kan kasihan kalau cuma bayar kosan, tapi cuma barangnya doang yang tinggal,” ujar Fathom.

Baca juga: Cerita Dita Cari Cuan Tambahan dari Hobi Masak di Tengah Pandemi Covid-19

Pada saat yang sama, orangtua Fawaz memiliki satu rumah yang tidak ditempati di depan rumah tinggalnya. Daripada rumah itu tidak ditempati, Fawaz berpikir untuk memfungsikan rumah tersebut sebagai tempat penyimpanan barang-barang milik kliennya.

Apabila tidak berniat untuk dikirimkan ke rumah di kampung halaman masing-masing, Fathom dan kawan-kawan juga menawarkan jasa menyimpankan barang-barang dengan harga layanan jauh di bawah harga sewa indekos.

“Beberapa teman juga bilang, kosnya lembap. Jadi daripada mereka nyimpen barang di kos, mending sama kita. Atau daripada mereka harus balik dari kotanya ke sini lagi cuma buat ngurus barang terus balik lagi, ya mending kita yang ngurusin aja,” jelas Fawaz.

“Daripada lanjut kosan bayar mahal, mending pakai jasa kami,” tambahnya.

Tak hanya barang-barang, kendaraan bermotor pun dapat disimpankan oleh layanan ini. Barang dan kendaraan pun akan dibersihkan oleh tim secara berkala.

Antusiasme mahasiswa rantau tinggi

Ketika awal melakukan promosi via media sosial, Kita Jagain langsung mendapat respons yang tinggi dari para mahasiswa rantau.

“Kita minta teman-teman dekat untuk promosiin via Instagram kita @kitajaga.in. Terus, dalam dua hari, profile visit Instagram kami bisa sampai 4.000,” ujar Fathom.

“Orang-orang kan juga butuh banget karena enggak bisa datang ke sini, gitu. Sudah pada pulang ke rumah masing-masing,” tambahnya.

Bahkan, sebelum persiapan selesai dan operasional belum resmi dibuka, nyatanya sudah ada klien yang menghubungi untuk segera menggunakan jasa Kita Jagain.

Baca juga: Mengintip Cara Pengusaha Kopi Tetap Cuan di Tengah Pandemi

“Dia (klien) harus keluar kos dua hari lagi, tapi dia enggak mau juga bayar lagi kosan. Makanya, dia mau langsung pakai (jasa) kita,” jelas Fawaz.

Sejak saat itu, Kita Jagain mulai beroperasi. Pihaknya mengaku bahwa hingga kini mereka sudah menerima lebih dari 40 klien yang dilayani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com