JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu maskot DKI Jakarta, salak condet, kini semakin langka.
Buah dengan nama latin Salacca edulis Cognita itu sudah tidak bisa ditemukan di pasar-pasar Jakarta. Hal ini diungkapkan pendiri Wisata Kreatif Jakarta, Ira Lathief, saat dihubungi, Kamis (5/11/2020).
Namun, salak condet masih bisa ditemukan Cagar Buah Condet, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Adalah Mali (45) yang kini mengelola Cagar Buah Condet.
"Saya ditugaskan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadi koordinator kebun," kata Mali saat ditemui di lokasi, Jumat (6/11/2020).
Baca juga: Salak Condet, Maskot Jakarta yang Kini Langka...
Mali bersama lima pegawai honorer lainnya, sehari-hari mengelola kebun seluas 3,5 hektar itu sejak pukul 07.00 hingga 16.00 WIB.
"Jadi, enam termasuk saya, honorer semua. Satu satpam, satu cleaning service, dan empat pengelola kebun. Saya koordinator pengelolanya," lanjut Mali.
Mali mengaku sudah dipekerjakan selama tujuh tahun untuk mengelola Cagar Buah Condet.
"Setiap tahun, kami teken kontrak untuk melanjutkan pekerjaan ini," ucap Mali.
Kendala-kendala mengelola kebun
Mali juga mengungkapkan kendala-kendala yang dia alami selama mengelola Cagar Buah Condet.
"Di sini sering banjir. Pas sudah berbunga, kena air, jadi hasilnya tidak maksimal," ungkap dia.
Mali melanjutkan, banyak orang luar datang dan mengambil salak condet. Hal ini kian membuat hasil panen tidak maksimal.
"Sering orang-orang luar main ke senin, membawa tas kresek, lalu mengambil salak. Mau negur juga ngga enak," kata dia.
Belum lagi, banyaknya pohon-pohon besar di sekitar kebun, kata Mali, membuat salak condet lama berbuah.
Baca juga: Satu-satunya Tempat untuk Cicipi Salak Condet Jakarta yang Langka
"Kan harus butuh banyak matahari. Di sini sulit karena banyak pohon-pohon besar," ujar dia.
Mali masih berupaya mempertahankan keberadaan salak condet sebagai maskot DKI Jakarta.
"Saya sebenarnya bisa jual sendiri setiap harinya. Satu kilogram, bisa dihargai Rp 15.000. Tapi, jangan lah," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.