DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris berharap pemerintah pusat segera memberikan arahan kepada daerah untuk melakukan refocusing anggaran buat penanganan pandemi Covid-19.
Menurut dia, arahan soal refocusing diperlukan pemerintah daerah agar bisa bergerak leluasa menyiasati ketersediaan APBD sesuai situasi pandemi.
"Dulu yang mengarahkan refocusing ini adalah Kementerian Keuangan dan itu hanya berlaku untuk satu tahun kemarin," kata Idris kepada Kompas.com, Jumat (22/1/2021).
"Kalau untuk tahun ini belum ada arahan. Jadi bagian keuangan kami belum berani, karena harus sesuai dengan aturan Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri. Ini harus dipercepat juga," jelasnya.
Baca juga: Depok Catat 410 Kasus Baru, 4.569 Pasien Covid-19 Masih Dirawat
Idris mengungkapkan, tahun 2020 lalu, pos biaya tak terduga (BTT) pada APBD Kota Depok cuma Rp 20 miliar karena tidak dirancang untuk menangani pandemi.
Ongkos penanganan pandemi kemudian diperoleh dari hasil refocusing sana-sini.
Tahun ini, BTT pada APBD Kota Depok 2021 diklaim telah dirancang dengan situasi pandemi, jumlahnya Rp 99 miliar.
Idris menyebut, di atas kertas, dana ini cukup untuk membiayai pandemi di sektor kesehatan, terutama rumah-rumah sakit.
"Kita lagi dalam proses pencairan, sudah saya cairkan untuk penambahan ICU RSUD, saya minta minimal 4. Kalau di RS UI, dia sanggup menambah 17 ruang isolasi klinis dan ICU, itu akan kita bantu dari APBD kita," ungkap Idris.
Baca juga: Memburuknya Pandemi Covid-19 di Jakarta dan Permintaan Pemerintah Pusat Turun Tangan
Namun, karena situasi pandemi fluktuatif, angka ini dikhawatirkan tak cukup sehingga penanganan pandemi butuh pergeseran anggaran dari pos-pos lain.
"Kalau hanya membuat kerja sama rumah sakit dan memberikan bantuan rumah sakit tertentu dan RSUD untuk membuat ICU dan RSUD, ini (BTT Rp 99 miliar) sekiranya cukup," ujar Idris.
"Tetapi kalau pemeliharaan yang lain misalnya dari sisi bansos, logistik bagi yang isolasi mandiri, itu enggak akan cukup. Harus ada pergeseran. Memang permasalahannya adalah refocusing," lanjutnya.
Hingga data diperbarui kemarin, pandemi Covid-19 di Depok sebagaimana banyak wilayah lain di Indonesia terus memuncak.
Per kemarin, masih ada 4.569 warga yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi atau dirawat. Angka ini merupakan yang tertinggi selama hampir 11 bulan pandemi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.