Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Denmark Dukung Anies Baswedan Soal Kawasan Pejalan Kaki Rendah Emisi di Kota Tua

Kompas.com - 19/02/2021, 06:00 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia, Lars Bo Larsen, mengapresiasi kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penerapan kawasan rendah emisi di Kota Tua, Jakarta.

Lars menyampaikan dukungannya tersebut melalui sebuah video berdurasi 2 menit 10 detik yang diunggah di akun Twitter resminya, @DubesDenmark.

Ia membandingkan kebijakan serupa yang sebelumnya juga diterapkan di Kota Copenhagen, Denmark.

Baca juga: Kebijakan Zona Emisi Rendah Diberlakukan, Kualitas Udara di Kota Tua Membaik

"Saat Jakarta memperkenalkan Kawasan Rendah Emisi (LEZ) skala kecil di Kota Tua, berikut beberapa pelajaran dari Kopenhagen sebagai ibu kota pertama di dunia yang memperkenalkan Kawasan Pejalan Kaki Rendah Emisi. @aniesbaswedan @DKIJakarta @TfJakarta @trotoarian," kata Lars sebagai caption yang menjelaskan video yang diunggah pada Rabu (17/2/2021).

Dalam video tersebut, Lars terlihat berada di alun-alun Kota Tua.

"Jakarta baru saja membuka kawasan khusus pejalan kaki di area Kota Tua, tepat di belakang saya ini," begitu kata-kata pembuka dari Lars di video tersebut.

Lars kemudian mengklaim bahwa Kota Copenhagen menjadi ibu kota negara pertama di dunia yang menerapkan kawasan khusus pejalan kaki.

"Menyambut baik inisiatif ini, saya akan berbagi cerita saat pertama kali kawasan serupa dibangun di Kota Copenhagen karena Copenhagen merupakan ibu kota pertama di dunia yang membangun jalur khusus bagi pejalan kaki," urainya.

Menurut pemaparan Lars, ide kawasan khusus pejalan kaki sempat menjadi kontroversi di Denmark.

"Ide kawasan khusus pejalan kaki saat itu dianggap kontroversial. Bahkan arsitek perancangnya harus mendapat pengawalan khusus dari polisi saat jalur pejalan kaki resmi dibuka, seperti yang baru saja dilakukan di Kota Tua," ucap Lars.

Tapi, lanjut Lars, kini warga Copenhagen ingin area pejalan kaki diperbanyak dikarenakan adanya perubahan persepsi.

"Tapi sekarang, 9 dari 10 warga Copenhagen justru ingin area pejalan kaki diperbanyak," katanya.

Menurut Lars, ada sejumlah tahap yang membuat warga Copenhagen kini lebih senang dengan area pejalan kaki.

Yang pertama, Lars menilai para pemilik toko di kawasan pejalan kaki diuntungkan oleh keberadaan area tersebut.

"Fase pertama, pemilik toko di area tersebut melihat bahwa adanya pejalan kaki ternyata membuat area tersebut menjadi ramai dikunjungi dan konsumen pun meningkat bagi usaha kecil di sana," urai Lars.

Baca juga: Penerapan Kawasan Rendah Emisi Hari Pertama di Kota Tua Diwarnai Kemacetan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com