Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polres Depok Tak Berencana Panggil Munarman soal Benda Mencurigakan Bertulis "FPI Munarman"

Kompas.com - 07/04/2021, 19:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kapolres Metro Depok, Kombes Imran Edwin Siregar, mengatakan belum berencana memanggil mantan juru bicara Front Pembela Islam (FPI), Munarman, terkait temuan benda mencurigakan bertulis "FPI Munarman" di Limo, Depok, Minggu (4/4/2021) lalu.

"Kayaknya belum sampai ke sana (pemanggilan Munarman)," kata Imran kepada wartawan, Rabu (7/4/2021).

"(Nama) siapa saja bisa ditulis, tapi belum tentu (nama) yang bersangkutan ditulis ada kaitannya dengan benda tersebut," kata dia.

Polres Metro Depok telah memeriksa empat orang saksi terkait temuan benda mencurigakan bertuliskan "FPI Munarman".

Baca juga: 4 Saksi Tak Melihat Pelaku yang Letakkan Benda Mencurigakan Bertulisan FPI Munarman di Depok

Namun, polisi belum berhasil mendapatkan petunjuk dari keterangan saksi-saksi itu karena mereka juga tak mengetahui siapa yang meletakkan barang itu di sana.

"Tidak ada yang melihat. Kami tahu sendiri lokasinya juga di pinggir sungai, tidak ada lampu apalagi CCTV, jalannya juga kecil," ujar Imran.

"Sementara (penyelidikan) baru itu saja karena bukti-bukti lain belum ada, hanya barang yang ada di TKP itu saja," lanjutnya.

Sampai sekarang, Imran juga masih belum dapat memastikan benda apa yang sempat membuat heboh warga sekitar itu dan tim gegana sampai harus dikerahkan.

"Ini (keterangan soal jenis benda mencurigakan) yang belum kami dapatkan dari gegana," kata Imran.

Pantauan Tribun Jakarta di lokasi menyebutkan, bungkus itu berisi kaleng dan magasin serta beberapa peluru. Munarman sendiri membantah keterkaitan dirinya dengan temuan benda mencurigakan itu.

Baca juga: Ketika Benda Bertuliskan FPI Munarman Bikin Geger Warga Depok...

"Goblok sekali kalau ada orang mau meneror lalu menuliskan namanya sendiri. Ketololan macam apa lagi yang dipertontonkan kepada rakyat di negeri ini," kata Munarman kepada Kompas.com, Senin (5/4/2021).

"Sudahlah, berhenti memfitnah orang," imbuhnya.

Munarman tak menjawab ketika ditanya siapa pihak yang diduga berada di balik temuan benda mencurigakan tersebut.

Ia hanya menyinggung mengenai kasus pembunuhan 6 laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50.

"Pertanggungjawabkan saja pembantaian 6 orang yang dibunuh di km 50. Ini nanti di akhirat akan jadi persoalan besar bagi para pembunuhnya," kata Munarman.

"Media-media juga, jangan mau jadi corong propaganda kekuatan zalim," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com