Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Warga Miskin Jakarta Pakai Satu Tabung Oksigen secara Bergiliran

Kompas.com - 18/07/2021, 14:55 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi Covid-19 yang memburuk akhir-akhir ini telah membuat posisi warga miskin, khususnya di Ibu Kota Jakarta, semakin terpinggirkan.

Tidak hanya mengalami kesulitan secara finansial, mereka yang terpapar Covid-19 pun juga harus merasakan sulitnya mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan dan penunjang lainnya, seperti tabung oksigen dan obat-obatan.

Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Eny Rochayati mengatakan, banyak dari warga miskin kota saat ini merasakan gejala seperti sesak napas, sakit lambung, sakit kepala, dan panas dingin.

Baca juga: Di Tengah Keterbatasan, Satu Per Satu Warga Miskin Jakarta Meninggal Saat Isolasi Mandiri

Beberapa di antara mereka bahkan sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya sudah sangat memburuk.

Hanya saja, mayoritas rumah sakit di Jakarta saat ini sudah kelebihan kapasitas sehingga banyak pasien dipulangkan sebelum menerima bantuan medis.

"Salah satu dari kawan kami mengalami sesak napas, beliau sudah sakit selama 10 hari tapi untuk dapat pengobatan di rumah sakit ternyata sangat sulit," ujar Eny, Minggu (18/7/2021).

"Beberapa rumah sakit menolak karena kondisi penuh, lalu ketika beliau membutuhkan oksigen ternyata tabung oksigen tidak tersedia, pada akhirnya dipulangkan dan dalam perjalanan pulang tidak tertolong," imbuhnya.

Baca juga: Curahan Hati Bete yang Kehilangan Mata Pencaharian, PPKM Bagi Saya Pak Kapan Kita Mati?

Bantuan satu tabung oksigen

Eny merasa terpanggil untuk sebisa mungkin membantu warga miskin kota yang tidak mendapatkan akses ke layanan medis, termasuk oksigen yang begitu sulit didapat.

Dengan bantuan seorang teman, ia akhirnya terhubung dengan aktivis kemanusiaan Sandyawan Sumardi yang bersedia memberikan bantuan berupa satu tabung oksigen.

Tabung oksigen itu kemudian digunakan oleh JRMK untuk membantu warga yang mengalami sesak napas. Karena jumlahnya hanya ada satu, alat bantuan pernapasan tersebut dipakai secara bergiliran.

"Tabung oksigen itu (digunakan) bergilir. Dua hari di warga yang satu, dua hari lagi kami cabut dengan paksa karena terpaksa sekali kami pindahkan ke warga yang membutuhkan lagi. Itu mutar," ujar Eny sambil menahan tangis.

Baca juga: Evaluasi PPKM Darurat, Anies Sebut Masih Banyak Pasien Antre Masuk Rumah Sakit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com