Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Warga Johar Baru Kerap Halangi Petugas Bubarkan Tawuran

Kompas.com - 24/08/2021, 10:33 WIB
Ihsanuddin,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas kepolisian berharap kerjasama warga Johar Baru dalam mencegah dan menindak aksi tawuran yang kerap kali terjadi di wilayah tersebut.

Namun pada kenyataanya, warga justru sering kali menutup jalan menuju akses tawuran sehingga gerak petugas kepolisian terhambat.

Seperti tawuran yang terjadi pada Minggu (22/8/2021) lalu, warga justru menutup akses petugas kepolisian yang akan membubarkan keributan.

"Warga kebanyakan lebih memilih menonton dan menutup jalan dalam mendukung tawuran antar warga," kata Kapolsek Johar Baru Kompol Edison, Selasa (24/8/2021).

Baca juga: Dalang Tawuran Johar Baru Sengaja Provokasi Keributan untuk Balas Dendam Kematian Rekan

Akibat akses polisi terhalangi, seluruh pelaku tawuran berhasil kabur malam itu. Polisi baru menangkap tiga orang yang dianggap sebagai dalang tawuran pada keesokan harinya.

"Warga sengaja menutup jalan untuk tawuran. Warga menghalau petugas yang mau masuk karena memblokade jalan. Harusnya warga membubarkan," kata Kanit Reskrim Polsek Johar Baru AKP Suprayogo.

Polisi pun berharap ke depannya warga tak lagi menutup akses ke lokasi tawuran. Sebaliknya, warga diminta untuk segera melapor jika tawuran kembali terjadi.

"Kami meminta agar RT dan RW supaya kalau ada tawuran lapor ke kita," ucap Edison.

Dalam waktu dekat, ada dua kali aksi tawuran di jembatan Kota Paris, Johar Baru, yang melibatkan pemuda dari kampung Baladewa dan Tanah Tinggi.

Baca juga: Tiga Dalang Tawuran di Johar Baru Positif Sabu

Pada Senin (16/8/2021) dini hari, aksi tawuran itu menyebabkan seorang warga bernama Indramayu (51) tewas.

Kemudian rekan-rekan Indramayu sengaja memprovokasi tawuran untuk melakukan balas dendam pada Minggu (22/8/2021). Aksi tawuran yang terbaru ini hanya berlangsung selama 10 menit dan langsung bubar saat aparat kepolisian datang.

Keesokan harinya, polisi membekuk tiga orang tersangka yang dianggap sebagai provokator tawuran yakni HK 25, MY 29, dan BP 31. Mereka mengakui sengaja memprovokasi warga untuk tawuran guna membalas dendam kematian rekan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com