Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang Kampung Bukan Pilihan, Pemulung Korban Kebakaran di Tangsel Bingung Cari Tempat Tinggal

Kompas.com - 02/09/2021, 16:25 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sebagian besar korban kebakaran lapak pemulung di Jurangmangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Rabu (25/8/2021) lalu, kebingungan mencari tempat tinggal.

Pasalnya, tidak semua korban akan mendapat bantuan kontrakan gratis dari pemerintah kota, karena bukan warga ber-KTP Tangerang Selatan.

Mereka pun hingga kini masih bertahan di musala yang berada di lokasi kebakaran, lantaran tidak punya modal untuk membangun kembali ke rumah.

Sementara itu, pulang ke kampung halaman tak jadi pilihan para korban terdampak kebakaran lapak pemulung tersebut.

Baca juga: Pemkot Tangsel Belum Dapat Kontrakan untuk Dihuni Korban Kebakaran Lapak Pemulung

Iha (38), salah satu korban hingga kini masih bertahan di lokasi bersama anggota keluarganya. Pasalnya tidak ada tempat lain yang bisa dihuninya.

Dia mengaku mendapatkan informasi bahwa bantuan rumah kontrakan gratis hanyalah warga ber-KTP Tangerang Selatan. Sedangkan Iha, merupakan warga Indramayu, Jawa Barat.

"Yang dapat bantuan itu bagi yang punya KTP Tangsel. Kalau aku bukan KTP Tangsel, aku Indramayu. Cuma pendatang," ujar Iha kepada wartawan, Kamis (2/8/2021).

Kini, Iha berusaha bertahan hidup di lokasi kebakaran dengan bantuan seadanya yang diberikan para relawan. Dia pun berharap ada bantuan dari pemerintah kota, meski bukan warga Tangerang Selatan.

Sebab, tak ada pilihan lain bagi keluarga Iha selain bertahan di lokasi kebakaran dan kembali bekerja sebagai pengepul barang bekas.

Baca juga: Belum Dapat Kontrakan Gratis dari Pemkot Tangsel, Korban Kebakaran Lapak Pemulung Bertahan di Tenda Darurat

"Harapannya sih pengennya bisa dibangun lagi di sini gitu aja. Kalau pulang kampung bagaimana, di kampung enggak ada usaha ya. Di sini kan kita sudah betah, usaha juga di sini," ungkap Iha.

Hal senada diungkapkan oleh Wartini (45), yang sampai saat ini masih tinggal di musala lokasi kebakaran bersama para korban lainnya.

Dia memilih bertahan karena tidak ada tempat lain yang dapat dihuninya. Selain itu, belum ada kepastian bantuan rumah kontrakan gratis dari pemerintah kota bagi korban yang tidak ber-KTP Tangerang Selatan.

"Yang dapat hanya yang KTP Tangerang Selatan saja. Kasihan yang KTP asal kampung kayak kita. Mau tinggal di mana?," ungkap Wartini.

Di sisi lain, lanjut Wartini mengaku kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan untuk kembali ke kampung halaman. Terlebih, dia hanya bisa mendapatkan penghasilan dari mengumpulkan barang bekas di lokasi.

Baca juga: Kebakaran Lapak Pemulung yang Meluluhlantakkan Tempat Tinggal 44 Keluarga di Pondok Aren...

Dia pun berharap Pemerintah Kota Tangerang Selatan berbaik hati memberikan bantuan untuk bisa membangun kembali rumah di lapak pemulung yang terbakar tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com