JAKARTA, KOMPAS.com - Empat tahun memimpin Jakarta, ada sejumlah proyek besar yang telah dijalankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Salah satunya adalah revitalisasi kawasan Monumen Nasional (Monas).
Namun revitalisasi itu menuai kontroversi karena harus menebang pepohonan. Belakangan, revitalisasi itu juga harus terhenti pengerjaannya karena terhambat aturan.
Rencana Revitalisasi Monas sudah direncanakan Pemprov DKI sejak 2018. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menyetujui usulan anggaran sebesar Rp 114,47 miliar untuk revitalisasi.
Revitalisasi Monas pun akhirnya dimulai pada November 2019, setelah penandatanganan kontrak antara DKI Jakarta dengan pemenang lelang, yaitu PT Bahana Prima Nusantara.
Baca juga: Revitalisasi Monas Tertunda, Pemprov DKI: Tunggu Kepastian Perpindahan Ibu Kota
Pengerjaan dimulai dari sisi selatan Monas yang berhadapan dengan kantor Anies di Balai Kota DKI Jakarta.
Namun, proyek ini langsung menuai kontroversi karena penebangan pohon. Total, ada 205 pohon di sisi selatan Monas yang ditebang demi membuat lahan itu menjadi plaza beralaskan beton.
Pemandangan pohon rindang di sebagian sisi selatan Monas tak bisa dijumpai lagi.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermawanto mengatakan, plaza dibuat sedemikian rupa sebagai wadah ekspresi warga di setiap sisi Monas.
Katanya, membangun sisi selatan Monas sebagai plaza merupakan cara mengembalikan Monas ke desain awal saat baru dibangun.
"Di dalam rancangan dulu yang pernah ditetapkan itu kan sebenarnya kayak plaza, cuma di dalam praktiknya ditanami pohon," kata Heru pada Januari 2020.
Heru menyebutkan, tidak seharusnya pelataran sisi selatan Monas ditanami pohon. Itulah sebabnya, dalam perjalanan revitalisasi, pohon yang puluhan tahun sudah tertanam di sisi selatan Monas harus tercerabut.
Namun, catatan sejarah berkata lain. Monas beberapa kali mengalami revitalisasi yang justru menambah rimbunan hutan kota di tempat itu.
Pada 1973 misalnya, Monas sengaja dibangun untuk dijadikan hutan di tengah kota Jakarta. Nama proyeknya Taman Monas, proyek menanam ribuan pohon di lahan Monas, dipimpin oleh kepala proyek Ediwan Sukiman.
Setidaknya ada 1.558 pohon berukuran besar yang ditanam di area Monas saat itu.
Program itu bukan tanpa tujuan. Dikutip dari Litbang Kompas, Ediwan mengatakan, proyek pohon rindang di Monas dimaksudkan agar masyarakat bisa merasakan rekreasi di tengah kota.