Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakek Penjual Mainan Diduga Cabuli Sejumlah Bocah di Penjaringan, Korban Alami Trauma

Kompas.com - 19/11/2021, 17:20 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu korban yang diduga dicabuli seorang kakek penjual mainan berinisial Y di Penjaringan, Jakarta Utara, mengalami trauma.

Ibu korban berinisial N (8), MW (43), mengatakan, sudah beberapa minggu ini putrinya tak mau lagi shalat di mushala karena takut bertemu dengan Y yang dipanggil abah itu.

Menurut keterangan beberapa korban, Y melakukan pencabulan di dalam mushala saat situasi sedang sepi.

"Kalau disuruh shalat enggak mau takut. Saya bilang, 'Takut kenapa?' (Dijawab), 'Enggak apa-apa, Ma, takut diomelin, ada Abah'," ujar MW saat ditemui di kediamannya, Jumat (19/11/2021).

Baca juga: Penjual Mainan Diduga Cabuli Bocah di Penjaringan, Polisi: Korban Lebih dari Satu

Tak hanya ke mushala, menurut MW, putrinya juga merasa takut diajak pergi ke pasar malam, tempat Y berjualan mainan.

"Kalau aku ajak ke pasar malam, enggak mau, takut katanya, masih trauma, takut ketemu," lanjutnya.

Awalnya MW merasa curiga dan berusaha membujuk putrinya untuk berkata jujur.

Hingga akhirnya MW mengetahui sejumlah anak juga merasa takut terhadap Y karena telah dicabuli.

"Katanya diciumin, diraba-raba. Terus aku tanya sama siapa? sama Abah katanya," ucap MW.

Baca juga: Penjual Mainan Cabuli Bocah di Penjaringan, Korban Diberi Uang dan Mainan Gratis

Menurut MW, Y kerap memberikan mainan gratis dan sejumlah uang kepada para korbannya.

"Dikasih mainan, biasa dikasih uang jajan, Rp 10.000, kadang Rp 5.000. Dipikirnya kasihan sama anak yatim, enggak taunya begini (mencabuli)," kata MW.

MW pun langsung melaporkam kejadian tersebut ke RT setempat dan ke polisi.

Baca juga: Tanggapi Risma Soal ASN di Menteng Dapat Bansos, Pemkot Jakpus: Data Penerima dari Kemensos Sendiri

Sebelumnya, Kanit IV PPA Polres Pelabuhan Tanjung Priok Ipda Arif Widodo mengatakan, Y telah mencabuli lebih dari satu korban.

"Iya benar memang benar adanya laporan tentang pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, korban ini lebih dari satu," kata Arif saat dikonfirmasi.

"Pelakunya ini kita ketahui sebagai penjual mainan," sambungnya.

Menurut Arif, Y sudah melakukan pencabulan selama satu bulan. Saat ini pihak kepolisian pun masih mendalami kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com