Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah PPKM Level 1, PO Bus Masih Meringis karena Cuma Angkut 15 Penumpang Sehari

Kompas.com - 24/11/2021, 13:22 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta memasuki pekan ketiga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1, namun trafik penumpang masih membuat pengelola bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) meringis.

Keadaan ini diungkapkan Parto, salah satu pengelola PO Tiara Mas di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Kata dia, saat ini belum juga terjadi peningkatan jumlah penumpang meski sudah mulai memasuki akhir tahun.

"Terminal Merak sampai Terminal Pulo Gebang terhitung masih sepi," ungkap Parto saat dikonfirmasi, Rabu (24/11/2021).

Baca juga: PO Bus Terminal Kampung Rambutan Berharap Tak Ada Lockdown Saat Libur Nataru

Kata Parto, keadaan ini tidak hanya terjadi di Terminal Kalideres, melainkan juga di pemberangkatan penumpang dari berbagai terminal Jakarta dan Banten, mulai dari Terminal Merak di Banten hingga Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur.

Sebagai informasi, untuk menyiasati agar jumlah penumpang mencukupi, operator bus akhirnya memutuskan untuk menggabungkan penumpang dari berbagai terminal yang searah, guna mengoptimalkan operasional di situasi yang serba mencekik ini.

Parto menyebut, untuk rute tujuan akhir Bima, yang juga berhenti di Surabaya dan Bali, pihaknya masih harus gigit jari dengan mengangkut paling banyak 15 penumpang saja per hari.

Baca juga: Terminal Kalideres Masih Sepi, Bus AKAP Hanya Angkut 5 Penumpang

"Dari Merak sampai Pulo Gebang itu paling banyak 15 orang saja. Masih sangat sepi, belum berubah," jelas dia.

Keadaan ini sangat berbeda bila dibandingkan sebelum Covid-19 melanda Indonesia. Kata Parto, pada akhir 2019, setidaknya pihaknya bisa memberangkatkan dua bus menuju Bima setiap harinyam

"Dulu itu bisa dua bus berangkat sehari. Satu busnya itu 32 bangku, jadi ada 64 penumpang. Beda dengan sekarang, dulu bisa empat kalinya," kata dia.

Lebih jauh ia berharap keadaan bisa segera membaik, dan masyarakat mau segera berpergian menggunakan bus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com