Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mal PTC Dulu Jadi Favorit Kini Mati Suri, Pengelola Bingung, Penjual Kurangi Dagangan

Kompas.com - 10/01/2022, 17:30 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mal Pulogadung Trade Center (PTC), Cakung, Jakarta Timur, mati suri. Kios-kios di mal empat lantai itu banyak yang ditutup dan disewakan.

Hanya segilintir orang yang lalu lalang saat Kompas.com berkunjung ke mal yang terletak di Jalan Raya Bekasi itu, Rabu (5/1/2022) siang.

Pengelola PTC pun kebingungan dengan keadaan seperti ini.

"Karena kami juga bingung. Perubahan kan juga dari (pemerintah) pusat kan belum bisa, karena kami nunggu Covid-19 kan masih belum jelas," tutur staf promosi PTC Zainal saat ditemui di kantornya.

Baca juga: Senja Kala Mal PTC: Dulu Jadi Favorit, Kini Mati Suri dan Menunggu Akhir

Saat ini, pengelola hanya bisa menjalankan operasional mal.

"Kami jalanin aja yang udah ada," ujar Zainal.

Zainal tidak menampik kalau kondisi perekonomian mal memang sudah hancur.

"Yang pasti sih hancur ya pasti pahamlah semuanya. Bisa dilihat sendirilah di lapangan," ucap Zainal.

Salah satu sudut di di Mal Pulogadung Trade Center (PTC) yang terletak di Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur.KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD Salah satu sudut di di Mal Pulogadung Trade Center (PTC) yang terletak di Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur.

Sementara itu, salah satu penjual, Zakaria (40), harus mengurangi dagangannya akibat mal yang sepi.

"Tadinya banyak (dagang) camilan, sekarang dagang begini aja apa adanya," ujar Zakaria.

Baca juga: [BERITA FOTO] Mal PTC Dulu Digandrungi, Kini Kios-kios Berjejer dengan Rolling Door Tertutup

Sudah sepi sebelum pandemi

Hidayat (31), seorang operator karaoke koin, mengatakan, mal sudah sepi sebelum pandemi Covid-19 melanda.

"Sebelum corona, tahun 2018 deh udah banyak (kios) yang tutup. Kalau tambah parahnya karena corona," ujar Hidayat.

Tentu saja, sepinya mal berdampak terhadap jumlah pengunjung tempat karaoke koin yang dijaga Hidayat.

Belum lagi pembatasan pengunjung yang diterapkan pemerintah selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) membuat jumlah pengunjung turun drastis.

Baca juga: Vaksinasi Booster di Kota Tangerang Akan Digelar di Puskesmas, Gedung Sekolah, dan RS

"Pokoknya menurun penjualannya. Turunnya drastis banget, paling rata-rata 10 orang masuk (ke karaoke per hari)," kata Hidayat.

Sebelum pandemi, tutur Hidayat, jumlah pengunjung karaoke koin bisa mencapai 70 hingga 80 orang per hari.

"Sekarang kan dibatasi juga, yang masuk ke dalam cuma 25 orang. Dulu mah enggak ada batasnya, satu ruangan bisa lima orang, sekarang kan cuma dua hingga tiga orang," ujar Hidayat.

Namun, yang Hidayat bisa lakukan saat ini adalah menjalankan pekerjannya.

"Pokoknya mah jalanin ajalah. Entah ke depannya gimana, kita kan enggak tahu," kata Hidayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com