Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evaluasi Contra Flow di Artha Gading: Waktu Tempuh Turun dan Kecepatan Meningkat 60 Persen

Kompas.com - 14/01/2022, 20:08 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Perhubungan Kota Jakarta Utara Harlem Simanjuntak mengatakan, terjadi penurunan waktu tempuh dan peningkatan kecepatan hingga 60 persen sebagai dampak uji coba pengaturan arus lalu lintas contra flow di daerah Artha Gading.

Penerapan contra flow dilakukan karena adanya pekerjaan pembangunan atau rehabilitasi polder Kelapa Gading (Artha Gading).

"Dari hasil evaluasi terlihat adanya penurunan waktu tempuh dan peningkatan kecepatan perjalanan sebesar 60 persen," kata Harlem dikutip dari siaran pers, Jumat (14/1/2022).

Karena berdampak positif, rekayasa lalu lintas contra flow pun akan dilanjutkan dengan tujuan mengurai kemacetan di lokasi pembangunan polder yang diproyeksikan akan rampung pada 3 Desember 2022.

Baca juga: Dimulai Hari Ini, Uji Coba Contraflow di Artha Gading Berlaku Dua Pekan

Evaluasi menurunnya waktu tempuh dan meningkatnya kecepatan hingga 60 persen tersebut berdasarkan uji coba rekayasa lalu lintas contra flow segmen Jalan Boulevard Artha Gading (Pojok Busana) hingga Jalan Yos Sudarso (Putaran Kodamar) sepanjang 2,2 kilometer.

Penerapan contra flow tersebut mulao dilaksanakan pada 21 Desember 2021 dan akan berakhir pada 4 Januari 2022.

"Waktu tempuh sebelum pelaksanaan uji coba kisaran 15 menit dan sesudahnya hanya 6 menit sehingga terjadi penurunan waktu tempuh hingga 60 persen," kata Harlem.

"Untuk kecepatan perjalanan yang sebelumnya 8,8 kilometer per jam kini menjadi 22 kilometer per jam sehingga terjadi peningkatan kecepatan perjalanan sebesar 60 persen," lanjut dia.

Adapun area contra flow berada di lajur kanan Jalan Boulevard Artha Gading, Kecamatan Kelapa Gading sisi utara menuju Jalan Raya Kelapa Nias yang dilengkapi barrier plastik dan traffic cone sebagai pembatas kendaraan yang melintas.

Di lokasi tersebut juga dipasangi rambu-rambu sehingga petugas pun disiagakan.

"Rekayasa jalan ini untuk memberikan kenyamanan bagi pengendara sekaligus mengurai kemacetan lalu lintas," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com