Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Buruh di Patung Kuda Selesai, Massa Mulai Membubarkan Diri

Kompas.com - 21/05/2022, 18:19 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengunjuk rasa dari Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) yang berdemonstrasi di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (21/5/2022), membubarkan diri tepat pukul 17.30 WIB.

Massa yang memulai aksinya pukul 13.30 WIB itu membubarkan diri secara tertib setelah menyampaikan beragam orasi.

Orasi disampaikan oleh setiap perwakilan kelompok aksi unjuk rasa yang terdiri dari beberapa elemen tersebut.

"Angkat tangannya kawan-kawan, kita akan menutup dengan menyanyikan lagu Internationale," ujar salah satu orator.

Baca juga: Sejumlah Tuntutan Buruh yang Demo di Patung Kuda Hari Ini

Bertepatan dengan dimulainya lagu tersebut, para buruh pun langsung menyalakan kembang api sambil menyanyikan lagunya.

Sebelumnya, para pengunjuk rasa memaparkan sejumlah tuntutan untuk pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin.

Ketua Konfederasi KASBI Nining Elitos mengatakan, aksi digelar karena bangsa dan rakyat Indonesia dinilainya semakin tidak baik-baik saja.

"Dalam aksi ini kami menuntut, cabut Omnibuslaw beserta turunannya, hentikan pembahasan revisi UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, hentikan tindakan represivitas kriminalisasi," kata Nining di lokasi.

Selain itu, pihaknya juga menuntut agar pemerintah menurunkan harga berbagai kebutuhan.

Mulai dari bahan bakar minyak (BBM), tarif dasar listrik, LPG, sembako, hingga tarif tol.

Baca juga: UPDATE 21 Mei: Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Bertambah 93

"Karena imbas dari kenaikan ini dalam dua tahun terkahir upah buruh tidak dinaikan dan buruh tercekik. Itulah yang menjadi tuntutan utama kami," kata dia.

Di samping itu, pihaknya juga ingin agar pemerintah menghentikan segala tindakan penggusuran dan perampasan tanah rakyat atas nama investasi pembangunan.

Sebab hal tersebut dinilainya malah berdampak pada hilangnya ekonomi rakyat itu sendiri secara berkepanjangan.

"Mau tidak mau ketika rakyat kehilangan tanahnya, mereka bermigrasi dan menjadi buruh kontrak alih daya magang dan tidak memilki kepastian kerja," kata dia.

"Sehingga kami juga mendorong agar hapus sistem kerja kontrak alih daya dan outsourcing dan menuntut tentang pendidikan yang gratis dan ilmiah untuk rakyat," lanjut Nining.

Termasuk para buruh juga menuntut ruang demokrasi untuk rakyat, mengadili dan menangkap para koruptor, serta menyita aset-asetnya untuk kepentingan rakyat.

Adapun aksi tersebut diikuti oleh gerakan buruh bersama rakyat yang terdiri dari kaum buruh petani, mahasiswa miskin kota, serta mahasiswa dan pelajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com