Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Terjang Bandara Pondok Cabe, Ada sejak Era Perang Pasifik hingga Buka Layanan Komersial

Kompas.com - 16/07/2022, 07:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pelita Air Service (PAS) bersama PT Angkasa Pura II akan mengoperasikan Bandar Udara Pondok Cabe Pondok Cabe di Tangerang Selatan. Nantinya bandara ini juga akan dioperasikan untuk penerbangan komersial.

Adapun PT PAS dab PT AP II tengah bekerja sama untuk melakukan kajian terkait kelayakan operasi, teknik, dan bisnis pengelolaan Bandar Pondok Cabe. Layanan komersial yang akan dibuka ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem penerbangan Indonesia.

Kompleks Lapangan Terbang Pondok Cabe seluas 170 hektar itu selama ini dikelola PT Pelita Air Service (PAS), anak perusahaan Pertamina. Perubahan menjadi bandara komersial umum ini akan menandai sejarah baru lapangan terbang yang sebelumnya berfungsi terbatas ini.

Wacana Bandara Pondok Cabe jadi bandara komersial umum sudah beredar cukup lama. Menurut informasi dari berbagai sumber, rencana ini sudah dikemukakan sejak 2008. Namun, sejarah membuktikan fungsi bandara ini amat krusial sejak era Perang Pasifik.

Cikal Bakal Pengembangan Bandara Pondok Cabe

Bandara Pondok Cabe Rd. Ramanda Jahansyahtono Bandara Pondok Cabe

Lapangan Terbang Pondok Cabe mulai dibangun Pertamina pada 1972 sebagai basis pesawat-pesawat milik Divisi Penerbangan Pertamina. Divisi penerbangan ini adalah cikal bakal PT PAS.

Waktu itu bandara ini dibangun untuk mendukung misi pemerintah dalam program transmigrasi dan menjadikan pesawat PT PAS sebagai alat angkut cadangan nasional. Selain itu, Pondok Cabe juga mendukung operasional kontraktor production sharing dan perusahaan migas di Indonesia.

Periode 1975-1984, dilakukan pengembangan lapangan terbang itu dengan pembebasan lahan dan pembangunan berbagai infrastruktur, seperti perpanjangan landasan pacu, penambahan apron, dan hanggar.

Waktu itu jumlah pesawat dan helikopter yang beroperasi belum sebanyak sekarang. Namun, sejak penutupan Bandara Kemayoran pada 1985, penghuni Pondok Cabe bertambah.

Selain PAS, lapangan terbang itu juga menjadi basis operasi Polisi Udara, Penerbang TNI AL, Skuadron 21/Serba Guna Penerbang TNI AD, dan Persatuan Olahraga Terbang Layang Jakarta Raya (Portela Jaya).

Dibangun sejak Era Perang Pasifik

Sejumlah barang siap dikirim untuk korban bencana alam yang terjadi di Palu dan Donggala  di Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (4/10/2018). PT Pertamina mengirimkan 80 unit SPBU portable serta sejumlah perlengkapan logistik dan obat-obatan yang berasal dari unit operasi dan anak perusahaan BUMN lainnya.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Sejumlah barang siap dikirim untuk korban bencana alam yang terjadi di Palu dan Donggala di Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (4/10/2018). PT Pertamina mengirimkan 80 unit SPBU portable serta sejumlah perlengkapan logistik dan obat-obatan yang berasal dari unit operasi dan anak perusahaan BUMN lainnya.

Namun, sejarah Lapangan Terbang Pondok Cabe berawal jauh sebelum era Pertamina. PC Boer dalam bukunya, The Loss of Java (National University of Singapore, 2011), menuliskan, Lapangan Terbang Pondok Cabe dulunya pangkalan militer di era Perang Pasifik.

Menurut Boer, untuk menghadapi invasi pasukan Jepang ke Jawa pada 1942, pasukan Sekutu yang tergabung dalam ABDA (America, British, Dutch, Australia) menyiapkan rencana pertahanan udara.

Dalam rencana itu disiapkan sejumlah lapangan terbang di bagian barat Jawa, yakni Pondok Tjabe (Pondok Cabe), Tjisaoek (Cisauk), Andir (kini Lanud Husein Sastranegara) di Bandung, dan Tasikmalaya.

Masing-masing akan diberi 32 pesawat tempur. Pondok Tjabe dan Tjisaoek dinilai cocok sebagai tempat perlindungan karena keberadaannya tersamar kerimbunan lingkungan sekitar yang masih rimbun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com