Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Banjir Berulang, Tol BSD Tangsel Akan Ditinggikan 2 Meter

Kompas.com - 05/10/2022, 19:12 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan beberapa penanganan untuk mencegah terjadinya banjir di Jalan Tol Pondok Aren - Serpong atau dikenal sebagai Jalan Tol BSD, Tangerang Selatan, Banten.

Upaya yang akan dilakukan oleh Kementerian PUPR dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) salah satunya meninggikan jalan tersebut.

"Kami tinggikan 2 meter. Kalau lihat (banjir) kemarin, misal (ketinggian air) paling tinggi 90 sentimeter, itu masih aman," ujar Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, Selasa (5/10/2022).

Baca juga: Terus Berulang, Banjir di Tol BSD Disebabkan Penyempitan Kali Cibenda

Sebagai catatan tambahan, penamaan jalan Tol BSD merujuk pada perusahaan pengelola jalan tol ini yaitu PT Bintaro Serpong Damai, bukan merujuk pada brand perumahan milik Bumi Serpong Damai. Keduanya sama-sama memiliki akronim BSD. Operator jalan tol PT BSD (www.bsdtol.com) merupakan pemegang konsesi jalan tol sepanjang 7,25 km yang menghubungkan Serpong dan Pondok Aren di Tangerang Selatan. Jalan tol ini mulai beroperasi pada 2 Februari 1999.

Hedy mengatakan, peninggian konstruksi jalan Tol BSD diharapkan dapat mengatasi arus lalu lintas saat hujan deras.

"Kalau 2 meter itu kita punya margin yang cukup untuk dapat dilalui lalu lintas secara aman," kata Hedy.

Hedy mengatakan, upaya lain dari Kementerian PUPR untuk mengatasi banjir Tol BSD yakni menggenati box culvert atau gorong-gorong menjadi jembatan.

"Nanti (gorong-gorong) akan kami ganti dengan jembatan dengan selebar 20 meter, sehingga memberikan keleluasaan air aliran Sungai Cibenda," kata Hedy.

Baca juga: Sudah 4 Kali Banjir Melanda Tol BSD Tangsel Sepanjang 2022

Dua upaya lainnya yakni membangun kolam retensi sebagai pengendali banjir dan pembersih sedimen sungai di area cross drain.

Hedy sebelumnya mengatakan, penyebab banjir di Tol BSD salah satunya yakni penyempitan Kali Cibenda.

Aliran dari anak Sungai Angke itu lokasinya tak jauh dari Tol BSD. Kali Cibenda kini memiliki lebar sekitar 4,5 meter dari sebelumnya 9 meter.

Namun, ia tak menjelaskan faktor penyebab penyempitan Kali Cibenda.

"Adanya penyempitan Kali Cibenda. Jadi kalau banjir di jalan tol itu kan penyebabnya salah satu meluap air sungai atau drainase yang jelek," kata Hedy.

Baca juga: Saat Tangsel Dilanda Banjir Hampir 1 Meter hingga Tol BSD Ditutup...

Adapun faktor lain yang menyebabkan banjir di Tol BSD diduga karena minimnya daerah resapan air. Terlebih, lokasi sekitar Tol BSD sebelumnya merupakan tangkapan air atau rawa.

"Kemudian kita lihat sekarang pembangunan radiusnya luar biasa dan kita sudah merasakan sejak tahun 2007 terjadi peningkatan muka air khusus di titik Km 8,500," kata Hedy.

Adapun Tol BSD beberapa kali terendam banjir. Terakhir, banjir terjadi pada Selasa (4/10/2022) sehingga mengakibatkan tol ditutup sejak pukul 18.00 WIB.

Kanit Turjawali Polres Tangsel Iptu Rokhmatullah mengatakan, ketinggian air di Tol BSD Km 08 saat itu mencapai 90 sentimeter.

Sebelum tol ditutup, arus lalu lintas sempat tersendat. Sejumlah mobil terjebak banjir di Tol BSD Km 08.

"Sementara jalan Tol (BSD) Serpong-Pondok Aren mengalami kepadatan arus lalu lintas dikarenakan di Km 08 ada genangan air setinggi 90 sentimeter," kata Rokhmatullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com