Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusingnya Emak-emak Saat Anak Sakit tapi Takut Berikan Obat Sirup, Khawatir Bahaya Gagal Ginjal Akut

Kompas.com - 25/10/2022, 06:04 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya kasus gangguan ginjal akut misterius, peredaran obat jenis sirup untuk anak telah dilarang sementara di sejumlah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Bekasi (Jabodetabek).

Dengan demikian, seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) tidak diizinkan untuk menjual obat tersebut hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Oleh karena itu, orangtua dianjurkan agar sementara tidak memberikan obat-obatan kepada anak, terutama usia balita tanpa resep dokter.

Kondisi ini pun membuat para ibu bingung karena tidak bisa memberikan obat saat anaknya sakit karena khawatir akan gagal ginjal akut misterius tersebut.

Baca juga: Saat Polisi Gelar Sidak Penjualan Obat Sirup di Bekasi, Janji Akan Tindak Tegas Pelanggaran...

Mulai Tak Percaya Dokter

Usai larangan peredaran dan konsumsi obat sirup karena diduga menyebabkan penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak, orangtua mulai hilang kepercayaan kepada dokter.

Eli, warga Ciputat, Tangerang Selatan, mengatakan sejak temuan kasus gagal ginjal akut dan larangan mengonsumsi obat sirup, membuat dia juga tidak memberikan obat apapun kepada anaknya dan kurang yakin dengan obat racikan dokter sekalipun.

“Lagian dokter juga enggak bisa mastiin kan (obatnya benar-benar manjur dan aman untuk anak),” kata Eli kepada Kompas.com, Senin (24/11/2022).

Menurut Eli, mulai berkurangnya rasa percaya kepada dokter terjadi karena banyak hal yang ia temukan sejauh ini. Ia dan suaminya berpikir bahwa kemungkinan ke depannya akan ada potensi serupa.

"Ya, jadi ketika sekarang sirup berbahaya, jadi sebenarnya dokter-dokternya juga enggak bisa memastikan dong kalau obat yang dikonsumsi ke anak itu beneran aman atau enggak gitu,” kata dia.

Dengan pemikiran itu, Eli dan suaminya saat ini tidak akan membawa anaknya berobat ke rumah sakit atau klinik dokter anak jika anaknya sakit ringan.

Baca juga: YLKI Anggap Temuan Cemaran EG dan DG pada Obat Sirup Buktikan Pengawasan BPOM Tak Efektif

Tak Hanya Takut pada Obat Sirup

Orangtua di wilayah Tangsel mengaku was-was membeli obat untuk anak balita (bawah lima tahun) mereka jika tanpa resep dokter, salah satunya warga Serua Indah, Nani (32).

Nani takut memberikan obat ke anak perempuannya yang berumur 18 bulan jika sakit. Kekhawatiran Nani tak hanya pada obat sirup saja, ia juga khawatir membeli obat jenis lainnya yang bisa dibeli bebas tanpa resep dokter di warung atau apotek.

"Pastinya takut ngasih obat. Walaupun bukan sirup juga takut, ragu-ragu. Kalau bukan dari resep dokter enggak berani," kata Nani di Serua Indah, Ciputat, Tangsel, Senin (24/10/2022).

Senada dengan Nani, Nenti (35) juga mengaku khawatir jika anaknya mengalami demam.

Sebisa mungkin, Nenti berusaha untuk memberikan penanganan di rumah terlebih dahulu sebelum membawa anak laki-lakinya yang berusia 3 tahun berobat ke dokter.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com