Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Negara Maju Dorong Penggunaan Sepeda, Ibu Kota Indonesia Malah Mundur Selangkah?

Kompas.com - 16/11/2022, 05:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana penghapusan anggaran untuk pengadaan jalur sepeda di Jakarta terus bergulir.

Terbaru, diberitakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghapus Rp 38 miliar dana untuk pengadaan sekitar 500 kilometer jalur sepeda dari rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) DKI tahun 2023.

Alasannya adalah karena jalur sepeda di Jakarta dianggap tidak berfungsi dan malah memperparah kemacetan. Kritik datang dari dua fraksi oposisi PDI-P dan PSI.

"Targetnya (pembangunan jalur sepeda) berapa ratus kilometer, tapi cuma jadi tempat parkir, dan jalur sepeda motor dan starling atau starbucks keliling (pedagang kopi keliling). Kita lihat itu sia-sia," ujar anggota DPRD DKI dari Fraksi PDI-P, Gilbert Simanjuntak, Jumat (11/11/2022).

Baca juga: Benarkah Jalur Sepeda di Jakarta Tak Berfungsi seperti Klaim Anggota DPRD DKI?

Sementara itu, anggota DPRD DKI dari Fraksi PSI Eneng Malianasari menuding jalur sepeda hanya membuat kemacetan semakin parah.

“Jalur sepeda yang dibangun di jalan protokol ketimbang memperlancar (laju) mobil atau motor, justru malah memperlambat,” ujarnya, dikutip dari laman DPRD DKI Jakarta, Rabu (2/11/2022).

Keputusan untuk menghentikan pengadaan jalur sepeda di Jakarta ini pun disesalkan oleh komunitas Bike To Work Indonesia.

Menurutnya, pengembangan jalur sepeda di Jakarta, yang saat ini sudah mencapai sekitar 115 kilometer, merupakan cermin pembangunan berkelanjutan yang perlu terus didorong untuk lingkungan yang lebih sehat.

“Pembangunan Jakarta yang tak lagi berbasis mobil perlu didukung sebagai Pembangunan yang berkelanjutan. Itu merupakan cermin dari majunya peradaban kota,” ujar Ketua Umum Komunitas Bike To Work Indonesia Fahmi Simima, Senin (14/11/2022).

“Sekarang orientasi itu dipaksa berhenti dan malah mundur,” imbuhnya.

Baca juga: Bukan Hapus Anggaran, Ini Solusi Jalur Sepeda yang “Tidak Steril” di Jakarta

Pesepeda di JepangMoreGallery / Shutterstock.com Pesepeda di Jepang

Bersepeda didorong negara maju

Organisasi lingkungan global Greenpeace menilai, jalur sepeda semestinya tetap dikembangkan untuk mendorong agar lebih banyak masyarakat beralih menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.

Penggunaan sepeda sebagai alat transportasi berdampak positif bagi kesehatan masyarakat serta dapat memperbaiki kualitas udara dengan mengurangi polusi akibat emisi karbon bahan bakar fosil dari kendaraan, seperti mobil dan sepeda motor.

Menurut laporan Greenpeace Indonesia, negara-negara maju terus memberi beragam insentif untuk mendorong masyarakat beralih ke sepeda.

Ini didukung oleh data yang dihimpun harian Kompas yang menyatakan bahwa aktivitas bersepeda marak dilakukan warga di negara maju, seperti Belanda, Denmark, Hongaria, Swedia, bahkan Jepang.

Setidaknya 36 persen masyarakat Belanda menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, disusul Denmark dengan angka 23 persen, Hongaria 22 persen, Swedia 17 persen, dan Jepang 16 persen.

Baca juga: Saat Jalur Sepeda di Jakarta Jadi Korban Politik: Dirintis Anies, lalu Kini Tak Dilanjutkan

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com