Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dalami Temuan Buku Berbagai Agama di Rumah Sekeluarga yang Tewas di Kalideres

Kompas.com - 16/11/2022, 14:33 WIB
Tria Sutrisna,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya tengah mendalami temuan buku-buku berbagai agama di lokasi tewasnya empat orang yang merupakan satu keluarga di Kalideres, Jakarta barat.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan penyelidikan tersebut melibatkan sejumlah tim ahli gabungan dari berbagai bidang.

Baca juga: Benny Mamoto Sebut Ditemukan Buku Berbagai Agama di Rumah Sekeluarga yang Tewas di Kalideres

"Jadi berbagai temuan dari berbagai sisi kami sedang adakan pendalaman, penyelidikan, pemeriksaan, penelitian yang dibantu oleh ahli-ahli yang berkompeten," ujar Hengki kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).

Nantinya, penyidik bersama para ahli akan mencari keterkaitan antara setiap alat bukti yang ditemukan, dengan hasil pemeriksaan keempat jenazah satu keluarga tersebut.

"Jadi ini sedang proses semuanya mudah-mudahan setelah pemeriksaan selesai kami akan adakan rilis bersama para ahli," kata Hengki.

Sebelumnya Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto menilai temuan buku berbagai macam agama itu perlu didalami oleh penyidik dalam mengusut kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres.

Baca juga: Mengurai Dugaan Sekte “Kiamat Sudah Dekat” di Balik Misteriusnya Kematian Sekeluarga di Kalideres...

"Ada yang menarik menurut saya. Karena di TKP juga ditemukan buku-buku berbagai macam agama, kemudian buku-buku bacaan. Ini menurut kami penyidik perlu mendalami," ujar Benny dalam wawancara bersama Kompas TV, dikutip Selasa (15/11/2022).

Menurut Benny, penyidik dapat menyelidiki buku-buku tersebut dengan memeriksa setiap coretan yang mungkin sengaja ditandai oleh anggota keluarga tersebut.

Dengan begitu, penyidik bisa mengetahui apakah ada bacaan atau ajaran tertentu yang memang dikaji dan dipelajari oleh para korban.

Setelah itu, penyidik dapat mencari dan memastikan apakah ajaran tersebut memiliki keterkaitan dengan penyebab kematian keempat orang itu.

Baca juga: Temuan Baru di Rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Ada Buku Berbagai Agama hingga Mobil Dijual

"Apakah di buku tersebut ada coretan-coretan, ada garis bawah di kalimat dan sebagainya. Ini menjadi penting," kata Benny.

Pada kesempatan yang sama, Kriminolog UI Adrianus Meliala berpandangan bahwa tidak menutup kemungkinan kasus kematian satu keluarga tersebut berkaitan dengan ajaran tertentu.

Sebab dalam beberapa kasus bunuh diri, acapkali ditemukan para korban yang terinspirasi atau mendapat pemahaman dari ajaran tertentu yang dianutnya.

"Dengan polisi mempelajari buku-buku dan katanya ada video juga, itu bisa menjadi clue. Menarik bahwa apakah benar sumber inspirasi kematian itu berasal dari mereka sendiri atau ada yang mengajarkan," ungkap Adrianus.

Baca juga: Polisi Dalami Kemungkinan Keluarga yang Tewas di Kalideres Anut Aliran Sekte Tertentu

Di sisi lain, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan sebelumnya menegaskan bahwa empat orang yang merupakan satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, meninggal dunia bukan karena kelaparan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com