Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Sama Berakhir, Karyawan Palyja-Aetra Bakal Direkrut PAM Jaya

Kompas.com - 17/11/2022, 22:25 WIB
Muhammad Naufal,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PAM Jaya mengaku bakal merekrut karyawan mitra swasta, Palyja dan Aetra, usai kerja sama dengan kedua perusahaan itu berakhir pada 31 Januari 2023.

PAM Jaya dengan Palyja-Aetra diketahui telah bekerja sama selama 25 tahun terkait penyaluran air bersih di Ibu Kota.

Perekrutan itu dilakukan kepada level manajer ke atas hingga staf di masing-masing perusahaan.

Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin berujar, setidaknya ada 90 persen karyawan Palyja-Aetra yang menerima proses perekrutan ini.

Sebagian sisanya, kata dia, ada yang memilih untuk pindah perusahaan.

"Kan kami ada mitra ya yang nantinya hanya bergerak di insfrastruktur pipa gitu, mungkin mereka sudah ada rencana untuk kemudian pindah ke sana atau mungkin pindah ke tempat lain," ucap Arief dalam rekaman suara yang diterima, Kamis (17/11/2022).

Baca juga: Swastanisasi Air di Jakarta Berakhir 31 Januari 2023

Menurut dia, ada 103 karyawan level manajer ke atas yang direkrut.

Namun, Arief belum menuturkan jumlah karyawan level staf yang turut direkrut.

Arief mengakui, proses perekrutan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa mereka tidak kehilangan pekerjaan pasca berakhirnya kerjasama PAM Jaya dengan Palyja-Aetra.

Di sisi lain, kata Arief, PAM Jaya mewajibkan para karyawan Palyja-Aetra yang hendak direkrut untuk mengikuti proses asesmen.

Menurut dia, asesmen itu dilakukan untuk menyesuaikan posisi para karyawan Palyja-Aetra ketika nantinya bekerja di PAM Jaya.

"Assessment itu buat remapping, bukan masalah kelulusan. Untuk remapping posisinya (karyawan) untuk masa depan," katanya.

"Di awal, kami sampaikan, kami tidak ada proses yang berlebihan untuk memutus lapangan pekerjaan kecuali individunya yang memang tidak menginginkan," sambung Arief.

Baca juga: PAM Jaya: Cakupan Air Minum di Jakarta Baru 58,8 Persen

Badan Pembinaan (BP) Badan usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta memastikan, swastanisasi penyaluran air bersih di ibu kota akan berakhir pada 31 Januari 2023, yang ditandai dengan pemutusan kerja sama PAM Jaya dengan Palyja-Aetra.

"Di dalam perjanjian kerja sama (PKS)-nya sendiri sudah menyebutkan tanggal 31 Januari 2023 itu terjadi pengakhiran (kerja sama)," ucap Kepala Bidang Usaha Pangan, Utilitas, Perpasaran, dan Industri BP BUMD DKI Thomas, Senin (14/11/2022).

Dengan berakhirnya kerjasama ini, maka swastanisasi air bersih di Jakarta akan berakhir.

Menurut Thomas, sejak Juli 2022 lalu, PAM Jaya telah mentransisi proses pengakhiran kerja sama dengan Palyja-Aetra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com