Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Gumar Bertahan Berjualan Minuman Tuak meski Berpenghasilan Kecil, demi Teruskan Usaha Ayah

Kompas.com - 27/01/2023, 16:38 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Gumar (40) sehari-hari bekerja sebagai penjual minuman tuak di sekitaran Bundaran Taman Tekno, Serpong, Tangerang Selatan.

Ia melanjutkan usaha berjualan yang diwariskan oleh ayahnya itu, sejak dua tahun lalu.

Sebelumnya, kata Gumar, ayahnya sudah terlebih dahulu berjualan minuman tuak sekitar lima tahun.

"Bapak mah ada lima tahun (jualan), cuma dia meninggal, makanya saya yang lanjutin," ujar Gumar saat ditemui di sekitar Bundaran Taman Tekno, Jumat (27/1/2023).

Baca juga: Kisah Penjual Minuman Tuak di Tangsel, Bertahan Hidup dengan Penghasilan Rp 30.000 Per Hari

Gumar mengaku sempat membantu sang ayah untuk berjualan, dengan membawakan bilih bambu dagangannya.

Akan tetapi, baru dua bulan Gumar bersama sang ayah tinggal di kontrakan di daerah Kademangan Setu, atau tepatnya di belakang Perumahan Batan, ayahnya kemudian meninggal dunia.

"Pas baru ngikut Bapak dua bulan, Bapak meninggal, makanya nerusin usahanya," jelas Gumar.

Warga asli Rangkasbitung itu bersama ayahnya merantau ke wilayah Tangerang Selatan, dengan harapan bisa mengenyam hidup yang lebih baik di banding kampung halamannya.

Gumar menjelaskan, bilih bambu yang dipakai untuk mengangkut minuman tuak itu merupakan peralatan yang sama yang digunakan ayahnya saat berjualan dulu.

Baca juga: Kelalaian Mahasiswa UI yang Tewas Kecelakaan Versi Polisi: Melaju 60 Km/Jam saat Jalan Licin, Lalu Rem Mendadak

Tak ada yang berbeda dari rasa dan kualitas minuman yang ia jual dengan yang dijual ayahnya.

Hanya saja, lokasi mereka berjualan berbeda. Ayah Gumar dulu kerap mangkal di daerah Taman Jajan BSD, sedangkan Gumar berjualan di sekitaran bundaran Taman Tekno.

"Rasanya sama saja kayak dulu. Bapak dulu dagangnya di Taman Jajan BSD. Terus kata Bapak (ke saya) di sini saja dagangnya biar lebih deket ke kontrakan," jelas Gumar.

Pesan itu disampaikan sang ayah kepada Gumar, saat Gumar membantu ayahnya berjualan dulu.

Untuk diketahui, jarak Perumahan Batan lebih dekat ke bundaran Taman Tekno dibandingkan ke Taman Jajan BSD.

Jaraknya mencapai sekitar dua kali lipat dari jarak Perumahan Batan ke bundaran Taman Tekno.

Baca juga: Beda Nasib Sopir Truk/Bus dengan Purnawirawan Polri Saat Kecelakaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com