Adapun harga minuman tuak yang Gumar jual yaitu Rp 5.000 per gelasnya. Dalam sehari, Gumar hanya bisa meraup omzet sekitar Rp 15.000-Rp 30.000.
Itu pun nantinya akan dibagi dua kepada pemilik minuman tuak yang setiap harinya memasok lima liter kepada Gumar.
Jika ia mendapatkan omzet Rp 20.000, maka penghasilan bersihnya hanya Rp 10.000. Sedangkan sisanya akan disetor kepada pemasok tuak.
Gumar bercerita, saat tinggal bersama dengan ayahnya sekitar dua tahun lalu, Gumar masih bujangan. Kini, ia sudah memiliki seorang istri yang merupakan warga asli Rangkasbitung juga.
Mereka masih tinggal di kontrakan yang sama saat Gumar dulu tinggal bersama sang ayah sewaktu ayahnya masih hidup.
Dari istrinya, Gumar memiliki tiga anak sambung yang berusia sekolah dasar (SD). Namun, hanya anak kedua dan anak ketiganya saja yang kini masih bersekolah.
Sementara, anak pertamanya yang harusnya duduk di bangku kelas enam SD, memilih untuk berhenti lantaran keterbatasan biaya untuk jajan dan perlengkapan sekolah.
Dari hasil pernikahan Gumar dan istrinya, pasangan itu sudah dikaruniai seorang anak bayi yang kini berusia tiga bulan.
Hanya anak bayinya yang tinggal bersama mereka, sedangkan ketiga anak sambungnya tinggal bersama orangtua sang istri atau mertua Gumar di daerah Rangkasbitung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.