JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RW 05 Kelurahan Kampung Melayu, Feri, mengungkapkan, belum ada sosialisasi soal pembebasan lahan terkait normalisasi Kali Ciliwung di wilayahnya.
Diketahui, ada sebagian wilayah pada RW 05 yang merupakan daerah bantaran Kali Ciliwung.
"Belum ada dari kelurahan, kecamatan, RW dan RT. Kita baru pendataan nama-nama warga yang tinggal di bantaran aja," ujar dia di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (3/3/2023).
Pendataan dilakukan untuk mengetahui siapa saja warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung, dan jumlah warga pada setiap RT.
Feri menuturkan, pihaknya juga baru memberikan imbauan kepada warga untuk melengkapi dokumen kependudukan, lahan maupun tempat tinggal mereka.
"Jangan sampai pas ditanya, pas rumor pembebasan lahan benar, repot dulu harus nyari. Saya bilang siapin salinannya siapa tau nanti diminta," terang dia.
Feri mengatakan bahwa daftar RT dan RW yang bakal terdampak pembebasan lahan sendiri sudah diketahui.
Di Kampung Melayu sendiri, wilayah yang dikatakan bakal terdampak pembebasan lahan adalah RW 04 hingga RW 08.
"Khusus RW 05, ada tiga RT yang terdampak, yakni RT 009 sampai RT 011. Tiga RT ini yang letaknya di bantaran kali banget," kata Feri.
Baca juga: Ketua RW Kampung Melayu: Tak Ada Warga yang Tolak Normalisasi Kali Ciliwung
Namun, lantaran pihak kelurahan juga belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait kebenaran akan pembebasan lahan, mereka belum melakukan sosialisasi.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, mereka baru mendata dan memberi imbauan terkait kesiapan surat-surat yang mungkin diperlukan pada waktu mendatang.
"Kami baru pendataan nama-nama yang di bantaran aja. Kalau udah ada info dari kelurahan, RW juga bakal infokan ke RT. RT juga sampaikan ke warga," ucap Feri.
Jika informasi resmi sudah diterima, pihak RW pun akan melakukan sosialisasi kepada warga yang terdampak normalisasi Kali Ciliwung.
Beberapa hal yang akan disampaikan yakni seputar normalisasi Kali Ciliwung, keperluan untuk pembebasan lahan dan tanggal pelaksanaannya, serta persiapan yang perlu dilakukan warga.
"Karena belum ada informasi resmi, saya juga enggak berani ngomong ke warga. Kalo saya ngomong, atasan aja belum tau kapan. Masa saya udah ngomong?" tegas Feri.