Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kuli Angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa, Kerja Sepagi Mungkin demi Bayaran Lebih Besar

Kompas.com - 13/03/2023, 15:39 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Arga (22) dan Purwanto (37) menceritakan pengalamannya sehari-hari menjadi kuli angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa, Pademangan, Jakarta Utara.

Arga yang merupakan pria asal Sukabumi itu mengatakan bahwa ia menyewa rumah kontrakan di Jalan Kerapu, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.

Berbeda dengan Arga, Purwanto memilih untuk tinggal di salah satu kapal yang bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Baca juga: Selalu Dilayani Belakangan Jadi Motif Kuli Proyek Bunuh Pelayan Warteg di Tangerang

Hampir setiap hari, mereka biasa tiba di pelabuhan pukul 07.00 WIB untuk mulai bekerja. Jika terlambat, rezeki mereka "akan dipatok ayam".

"Misalnya teman-teman sudah pada mulai, paling dihitung dari per-mobilnya. Saya ketinggalan dari berapa mobil. Gitu saja," kata Arga saat ditemui Kompas.com di Pelabuhan Sunda Kelapa pada Senin (13/3/2023).

Mereka bekerja tidak mengenal waktu karena sistem pembayaran dihitung dari banyaknya mobil bak terbuka atau truk bermuatan besar yang memesan jasa kuli angkut.

"Ya tergantung barang (untuk selesai bekerja). Kemarin saja selesai jam 00.00 WIB," ungkap Purwanto.

Sementara itu, untuk waktu istirahat ketika mereka lelah saja dan di sela-sela menunggu kedatangan mobil bak terbuka atau truk bermuatan besar.

Baca juga: Keluarga Tolak Autopsi Jenazah Mahasiswi UI yang Loncat dari Lantai 18 Apartemen

Barang yang mereka angkut pun bervariasi, mulai dari beras, pupuk, hingga barang kebutuhan sehari-hari. Tentunya, jumlah berat barang yang biasa diangkut sehari-hari beragam.

"Paling 1,5 ton untuk satu derek (per kelompok)," ungkap Purwanto.

Arga yang sudah bekerja selama 3,5 tahun menjadi kuli angkut mengaku lebih banyak senang dibandingkan duka dalam menjalani profesi ini.

Satu hal yang membuatnya bertahan sejauh ini adalah sebuah kebersamaan.

"Senangnya, ya kami kebersamaan kayak begini. Beda sama tempat lain. Dulu juga, saya sebelum di sini, saya kerja di PT. Kekompakan juga beda sama yang di sini. Kalau di sini, bukannya ini ya, kalau kita happy-happy, minum-minum bareng," kata Arga.

Baca juga: Demo di Balai Kota, Ini Tuntutan Eks PJLP yang Dipecat Heru karena Faktor Usia

Purwanto yang baru bekerja selama enam bulan terakhir menjadi kuli angkut ini juga pernah merasakan duka.

"Dukanya paling kalau enggak ada barang. Kalau misalkan dalam permasalahan, di sini banyak permasalahan, kita kompak. Misalkan ada permasalahan teman, kan ini teman kita semua, jadi kompak. Misalnya digebukin orang, kita samperin," ucapnya sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Megapolitan
Jelang Idul Adha, Pemprov DKI Mulai Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban

Jelang Idul Adha, Pemprov DKI Mulai Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban

Megapolitan
Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di 'Pabrik Narkoba' Bogor

Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di "Pabrik Narkoba" Bogor

Megapolitan
Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Megapolitan
Sespri Iriana Ikut Pilkada Bogor, Klaim Kantongi Restu Jokowi

Sespri Iriana Ikut Pilkada Bogor, Klaim Kantongi Restu Jokowi

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Megapolitan
Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Megapolitan
Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Megapolitan
BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com