Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Takjil di Mangga Besar yang Melegenda, Pakai Nomor Antrean Saking Ramainya

Kompas.com - 04/04/2023, 09:51 WIB
Rizky Syahrial,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembeli ramai-ramai menyerbu penjual takjil di Jalan Raya Mangga Besar, Jakarta Pusat, jelang waktu berbuka puasa, Senin (3/4/2023) sore.

Video penjual takjil ini sebelumnya viral di media sosial.

Pantauan langsung Kompas.com, Senin, sejumlah pembeli antre di samping gerobak takjil yang berlokasi di depan Apotek Bintang Semesta.

Lima orang pedagang terlihat sigap melayani para pembeli yang mengerubungi gerobak tersebut.

Baca juga: Pedagang Takjil Viral di Mangga Besar Akui Beberapa Artis Pernah Beli Dagangannya

Pedagang takjil ini menjual berbagai menu manis untuk berbuka puasa. Ada singkong gula merah, biji salak, sagu rangi, ubi, kolak pisang, kolang-kaling, dan lainnya.

Diketahui gerobak takjil tersebut milik Tri (45).

Setiap hari selama Ramadhan, Tri bersama saudaranya mendorong gerobak tersebut dari rumahnya di Kebon Kelapa, Gambir, Jakarta Pusat, menuju tempat jualan di Jalan Mangga Besar.

Sudah berdagang sejak 1990-an

Menurut Tri, keluarganya secara turun-temurun sudah menjajakan dagangan takjil di Jalan Mangga Besar sejak tahun 1990-an.

"Ini turun-temurun sih ya semenjak tahun 1990-an kalau saya ingat, belum ada Jalan Layang Mangga Besar saat itu, jalanan masih di bawah," ujar Tri kepada Kompas.com.

"Pertama kali dari kakek, terus turun jualan ini ke bibi saya, sekarang kami yang meneruskan. Sudah tiga keturunan berarti," tambah dia.

Baca juga: Banyak Pembeli Menyelak, Pedagang Takjil Mangga Besar Sampai Buat Nomor Antrean

Kata Tri, pada tahun 1990-an, harga takjil yang dijualnya keluarganya masih Rp 2.000 per satu ikat plastik. Kini, Tri menjual aneka ragam makanan takjil seharga Rp 15.000.

"Waktu dulu tahun 1990-an mah baru buka harganya Rp 2.000, lama kelamaan naik. 2010 harganya Rp 10.000, 2015 naik jadi Rp 12.000, terakhir 2018 sampai sekarang harganya Rp 15.000," kata dia.

Menurut dia, berjualan dengan gerobak sejak pukul 15.00 WIB di pinggir jalan tersebut merupakan ciri khas keluarganya sejak dahulu.

"Memang sudah ciri khasnya di pinggir jalan, namanya juga pedagang kaki lima," kata Tri.

Resep spesial

Tri (45), penjual takjil Mangga Besar, Jakarta Pusat, yang viral di media sosial.KOMPAS.com/RIZKY SYAHRIAL Tri (45), penjual takjil Mangga Besar, Jakarta Pusat, yang viral di media sosial.
Tri mengaku sering mendengar sanjungan dari para pembeli. Hal itu dikarenakan resep takjilnya dinilai beda dari pedagang yang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com