Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Propam Sambangi Alamat yang Diduga Rumah Penganiaya Sopir Taksi Online

Kompas.com - 05/05/2023, 17:47 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri disebut telah mengecek alamat diduga kediaman pengendara mobil berpelat dinas Polri yang menganiaya sopir taksi online di Tol Dalam Kota Jakarta, Kamis (4/5/2023).

Hal itu dikonfirmasi langsung oleh salah satu penghuni rumah, Yorry Worang (63), yang tinggal di Komplek Polri Jalan R No. 25, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

"Saya tahu kasus ini sedang viral, tapi saya enggak nyangka kalau alamat pengendara mobil di rumah ini. Soalnya polisi dari propam tiba-tiba datang, mau ketemu menantu saya katanya," ujar Yorry kepada wartawan, Jumat (5/5/2023).

Baca juga: Pengendara Mobil Berpelat Polri yang Pukul Sopir Taksi Online Diduga Palsukan Identitas

Adapun menantu Yorry, DS (43), disinyalir menjadi pengendara mobil berpelat dinas Polri lantaran data pribadinya bocor di media sosial.

Nama, foto, alamat, hingga nomor telepon DS tersebar luas di berbagai platform dan dicap sebagai pengemudi yang todong pistol ke sopir taksi online, Hendra Hermansyah (42).

"Propam bilang mau ketemu anak saya. Lalu, saya tanya ada masalah apa. Kemudian mereka menjelaskan panjang lebar (soal dugaan pengemudi)," tutur Yorry.

"Untungnya menantu saya belum berangkat kerja, langsung saya panggil dia untuk berbicara ke pihak kepolisian. Dia akhirnya klarifikasi dan semua tuntas dalam tempo singkat," tambah dia.

Yorry Worang (63), mertua dari DS yang namanya digunakan oleh pengemudi berpelat dinas Polri yang menganiaya sopir taksi online di Tol Dalam Kota Jakarta, Jumat (5/5/2023). KOMPAS.com/Dzaky Nurcahyo Yorry Worang (63), mertua dari DS yang namanya digunakan oleh pengemudi berpelat dinas Polri yang menganiaya sopir taksi online di Tol Dalam Kota Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Lebih lanjut, Yorry menegaskan bahwa menantunya tidak mungkin mengendarai roda empat seorang diri.

Pasalnya DS didiagnosa mengalami stroke dan sekujur tubuh sisi kirinya sangat sulit digerakkan.

"Bukan, bukan dia pelakunya. Sebab DS itu mengalami stroke di sekujur tubuh sisi kiri. Jadi dia hanya mengandalkan badan sebelah kanannya untuk beraktivitas. Dia juga perlu menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan," ungkap Yorry.

"Setiap hari dia naik Go-Car atau Grab-Car. Jadi tidak mungkin dia yang menyetir mobil berpelat dinas Polri," tutup dia.

Baca juga: Pengemudi Berpelat Dinas Polri Pukul Sopir Taksi Online, Kapolri: Kami Dalami

Yorry menduga bahwa pelaku sengaja memalsukan identitas lantaran memiliki perawakan yang mirip dengan sang menantu.

Terutama ketika dilihat dari samping, Yorry menilai keduanya memiliki wajah yang mirip. Tapi saat dilihat keseluruhan, memang ada perbedaan di beberapa bagian.

"Pastinya dia mencatut alamat rumah saya. RT setempat juga tahu kalau anak saya terkena stroke dan kesulitan berjalan. Kalau dilihat dari samping memang mirip, namun kondisi tubuhnya berbeda," beber dia.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com