BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bekasi segera mengambil langkah penting dalam penanganan isu dugaan karyawati yang jadi korban ajakan jalan bareng atasan demi perpanjangan kontrak kerja.
Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan mengungkapkan, langkah yang dimaksud adalah memberi pendampingan kepada pekerja perempuan.
"Pertama, melakukan pendampingan kepada pekerja perempuan pelapor yang dilakukan oleh DP3A. Kemudian melakukan sosialisasi kepada pekerja atau buruh perempuan soal kekerasan seksual di tempat kerja kepada HRD perusahaan," ujar Dani, dikutip dari keterangannya, Rabu (10/5/2023).
Pemkab Bekasi juga akan membentuk rumah perlindungan pekerja perempuan di perusahaan atau di kawasan industri.
"Lalu ada juga langkah pembentukan Tim Koordinasi antara DP3A, Disnaker, Pengawas Ketenagakerjaan, dan kepolisian," ucap Dani.
Dani pun menyebut bahwa Pemkab Bekasi tidak menoleransi segala tindak kekerasan kepada pekerja perempuan yang bekerja di Kota Bekasi.
Ia pun meminta agar para korban mau berani melapor apabila mengalami peristiwa tidak menyenangkan yang dilakukan oleh atasan.
"Saya menyarankan apabila ada korban pelaku tindak kekerasan terhadap perempuan di tempat kerja agar berani melaporkannya," jelas Dani.
Isu soal karyawati diajak jalan bareng atau menginap dengan atasan sendiri terus mencuat ke publik.
Baca juga: Cekcok Berujung Maut, Suami Bunuh Istri di Bekasi, lalu Buat Skenario Korban Tewas Tersedak Bakso
Korban yang pernah mengalami hal tersebut adalah AD (24).
Karyawati di salah satu perusahaan di Cikarang itu bercerita bahwa bosnya yang berposisi sebagai manajer berkali-kali mengajak AD untuk jalan berdua dengan iming-iming perpanjangan kontrak.
"Sudah hampir enam bulan itu, (diajak) 'Ayo makan' gitu, selalu nagih, lama-lama saya jadi risih, terus takut," ucap AD kepada wartawan, Jumat (5/5/2023).
AD mengaku ajakan bosnya itu bahkan membuat batinnya tertekan. Atasannya selalu memaksa dan mengancam untuk memutus kontrak kerja AD di perusahaan.
"Iming-imingnya itu kalau mau diperpanjang, harus mau diajak jalan, kalau enggak mau diajak jalan, ya sudah, habis kontrak saja," ungkap AD.
Baca juga: Kronologi Suami Bunuh Istri lalu Buat Skenario Tersedak Bakso di Bekasi, Berawal dari Cekcok Hebat
Meski dengan segala tekanan dari atasannya, AD selalu mengelak dan meminta agar tidak jalan berdua saja.
"Dia (atasan AD) selalu tanya kapan jalan berdua, saya selalu alasan 'Iya, nanti. Saya maunya bareng-bareng', tapi dia selalu enggak mau, maunya berdua," kata AD.
"Lama-lama dia kesal, akhirnya saya tegaskan dia lewat pesan WhatsApp bilang 'Maaf, Pak, saya enggak bisa jalan berdua', di momen itu dia langsung marah, nomor saya diblokir, padahal kan saya masih kerja di situ," tutur AD lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.