JAKARTA, KOMPAS.com - Polres Metro Jakarta Selatan menangkap seorang pengoplos elpiji yang biasa beroperasi di kawasan Kebayoran Lama.
Pelaku berinisial RS (46) dilaporkan telah melakukan aksinya selama lima tahun terakhir dengan kedok sebagai agen penjual gas.
RS mengoplos elpiji bersubsidi seberat 3 kilogram ke gas elpiji non-subsidi dengan berat 5,5 kilogram dan 12 kilogram.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Irwandhy Idrus menungkapkan, banyak bahaya yang mengintai ketika masyarakat tidak jeli saat elpiji.
"Elpiji oplosan sangat berbahaya bila digunakan. Seal atau komponen di dalam tabung gas mungkin sudah rusak karena pengisian gasnya tidak sesuai standar yang berlaku dan tentunya dapat berakibat kebakaran," ungkap Irwandhy di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (11/5/2023).
Baca juga: Polisi Ciduk Agen Penjual Gas yang Oplos Elpiji di Kebayoran Lama
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat, khususnya warga Jakarta Selatan, untuk pilah-pilih ketika membeli elpiji.
Segel gas, lanjut Irwandhy, harus benar-benar diperhatikan karena gas oplosan paling mudah dilihat dari bagian tersebut.
RS mengatakan, elpiji orisinal dapat dilihat dari barcode yang terletak di tutup tabung gas.
"Cara termudah adalah memindai barcode yang ada ditutup tabung gas. Kalau pas dipindai keluar nama stasiun pengisiannya, maka itu bukan oplosan," kata RS.
Baca juga: Agar Tak Ketahuan, Pelaku Oplos Elpiji Subsidi ke Tabung Gas Nonsubsidi di Kandang Ayam
Sementara itu, nama stasiun pengisian tidak akan muncul ketika barcode di tutup tabung elpiji oplosan dipindai.
"Meski ada barcode, tapi kalau dipindai tidak tertera tempat pengisiannya," ujar RS.
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi berujar, pelaku meraup keuntungan besar dari aksi pengoplosan gas.
Keuntungan itu diperoleh lantaran pelaku mengoplos elpiji subsidi ke elpiji non-subsidi.
"Pelaku menyuntik isi gas 3 kilogram untuk dipindahkan ke tabung 5,5 kilogram dan 12 kilogram. Atas perbuatan itu, pelaku bisa mendapatkan keuntungan antara Rp 60.000-70.000 per tabung," ujar Henrikus.