Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Satpam Perumahan Soal Penganiayaan D: Mario Membentak, 3 Kali Ganti Baju, dan Masuk Tanpa Izin

Kompas.com - 15/06/2023, 16:42 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sidang lanjutan penganiayaan D (17) dengan terdakwa Mario Dandy Satriyo (20) dan Shane Lukas (19), kembali digelar pada Kamis (14/6/2023), di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Sebanyak lima saksi dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) hari ini. Mereka merupakan petugas sekuriti yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) penganiayaan, yakni di Kompleks Green Permata, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Adapun sidang sebelumnya, JPU menghadirkan empat orang saksi, yaitu ayah D, Jonathan Latumahina; teman D, berinisial R; serta orangtua R, Rudi Setiawan dan Natalia Puspita Sari.

Baca juga: BERITA FOTO: 5 Sekuriti Beri Kesaksian di Sidang Mario Dandy dan Shane Lukas

Di hadapan majelis hakim, sekuriti yang dihadirkan hari ini menjelaskan peristiwa yang terjadi di TKP saat penganiayaan terjadi, salah satunya sikap Mario yang membentak satpam.

Adapun Mario diketahui menganiaya korban D pada 20 Februari 2023 di Kompleks Green Permata, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Bentak petugas

Petugas keamanan Kompleks Green Permata, Abdul Rosyid, berujar Mario Dandy sempat membentak setelah ia menganiaya korban D.

Di depan majelis hakim, Abdul mengatakan sempat bertanya kepada Mario apa yang ia lakukan kepada D. Namun, Abdul mengaku ia justru dibentak oleh Mario.

Baca juga: Kesaksian Satpam Kompleks: Mario, Shane dan AG Dibawa ke Polsek Naik Rubicon

Saat itu, kata Abdul, Mario mengatakan sedang memberi hukuman kepada D serta memukul perutnya hingga menyebakan tubuhnya tersungkur.

"Coba, bagaimana perasaan bapak kalau keluarga bapak dilecehin," ujar Abdul menirukan omongan Mario saat itu.

Abdul bahkan mengatakan kalau gestur Mario layaknya orang marah. Terdakwa bahkan tampak mondar-mandir dan berkeringat seperti layaknya seseorang yang selesai berolahraga.

"Dia bentak saya, ya akhirnya saya bentak lagi," ucap Abdul.

Baca juga: Usai Aniaya D, Mario Dandy Enggan Serahkan Kartu Identitas dan Bohongi Satpam Kompleks

Tiga kali ganti pakaian

Abdul mengatakan Mario beberapa kali mengganti pakaiannya saat peristiwa penganiayaan D. Hal itu ia sebutkan saat JPU menanyakan pakaian yang Mario kenakan saat peristiwa terjadi.

"Mario pakai sweater abu-abu, celana jins, sepatu gede kayak sepatu gunung, gitu. Saya cuma tahu sepatunya gede warna hitam. Kalau Shane kemeja biru lengan pendek, celana jins juga kayaknya," jawab Rosyid.

Setelah menjawab pertanyaan itu, JPU kemudian maju ke hadapan Majelis Hakim PN Jkarta Selatan untuk menunjukkan barang bukti yang terdiri dari beberapa helai pakaian.

Rosyid yang ikut melihat barang bukti kemudian memberi pernyataan tegas bahwa Mario mengganti pakaian sebanyak tiga kali.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com