JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelenggara Jakarta Fair, Jakarta International Expo mengungkapkan uang sewa senilai Rp 5,5 juta kepada para pedagang kerak telor hanya untuk keperluan administri, listrik dan anggaran kebersihan.
"Uang Rp 5,5 juta itu hanyalah uang administrasi, uang kebersihan, dan uang listrik. Karena kalau kita lihat dari situ, kan tidak ada ambil keuntungan, sama sekali," kata Direktur Marketing Jakarta International Expo Ralph Scheunemann kepada Kompas.com pada Sabtu (17/6/2023).
"Nah, kalau memang pihak ketiga mengambil keuntungan segitu, tanyakan kepada pihak ketiga," tutur Ralph melanjutkan.
Baca juga: JIExpo Ungkap Uang Sewa Pedagang Kerak Telor Rp 5,5 Juta, Penyelenggara Tak Ambil Untung
Dia menjelaskan, khusus untuk pedagang kerak telor, Jakarta International Expo bekerja sama dengan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di DKI Jakarta untuk mengelola mereka.
Dari pihak JIExpo, Ralph menegaskan bahwa pihaknya hanya mematok Rp 5,5 juta untuk sewa lapak kepada para pedagang kerak telor yang berjualan di Jakarta Fair.
"Beberapa tahun terakhir, itu kami sudah serahkan kepada pihak ketiga (untuk mengelola pedagang kerak telor). Dalam hal ini, LSM yang ada di DKI Jakarta," kata Ralph.
"Artinya, kita sendiri hanya men-charge sekitar Rp 5,5 juta untuk satu titik pedagang kerak telor," tegas Ralph melanjutkan.
Ralph juga menjelaskan mengapa pihaknya bekerja sama dengan LSM tersebut untuk mengelola para pedagang kerak telor.
"Kalau masalah Rp 17 juta, tanyakanlah kepada pihak ketiga tersebut. Nanti you bisa cek sama Roy, saya tidak bisa sebut di sini. Untuk cek, untuk klarifikasi," imbuh Ralph.
"Tapi yang paling penting, dari Jakarta Fair adalah menunjuk pihak ketiga untuk membantu. Supaya kita bisa kontrol, supaya para pedagang kerak telor itu rapi, mereka dapat titik-titik dan tidak pindah tempat. Kalau mereka pindah-pindah tempat, kan nanti malah tutupi stand orang-orang, yang lain mengamuk dong? Jadi harus kita atur," ungkapnya lagi.
Diberitakan sebelumnya, seorang pedagang kerak telor bernama Adi mengaku harus membayar Rp 17 juta agar bisa berjualan selama Jakarta Fair berlangsung.
Baca juga: Cerita Adi dan Hari, Pedagang Kerak Telor yang Harus Bayar Rp 17 Juta demi Jualan di Jakarta Fair
Ia mengaku menyetorkan bayaran itu ke paguyuban pedagang kerak telor.
Selanjutnya, paguyubanlah yang meneruskan pembayaran itu kepada penyelenggara Jakarta Fair.
Adi yang sudah bertahun-tahun berjualan di Jakarta Fair 2023 ini mengungkapkan, harga sewa lapak itu lebih mahal dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 16 juta.
Meski menurut dia Rp 17 juta merupakan nominal yang besar, Adi mengucap syukur bahwa setiap tahunnya dia mendapatkan keuntungan selama berjualan di Jakarta Fair.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.