JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kerak telor bernama Syaiful (30) tersenyum pasrah saat bercerita dirinya harus merogoh kocek sebesar Rp 700.000 demi berjualan di luar area JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, selama penyelenggaraan Jakarta Fair (JakFair) 2023.
Uang itu dibayarkan kepada organisasi masyarakat (ormas) yang menaungi pedagang kerak telor di kawasan Jakarta.
“Ya lumayan (tinggi biayanya). Buat usaha kayak saya, gitu,” tutur Syaiful saat diwawancara Kompas.com, Minggu (18/6/2023).
“Tapi ya saya terima jualan saya. Itu uangnya buat bayar keamanan,” lanjut dia.
Biaya sewa itu, masih sama nominalnya dengan penyelenggaraan JakFair 2022.
“Masih sama kayak tahun lalu, belum ada kenaikan,” ujar dia.
Uang sewa dicicil
Syaiful selalu berpartisipasi untuk berjualan di kawasan luar JIExpo Kemayoran sejak Jakarta Fair 2014.
Awalnya Syaiful tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun.
“Pernah bayar Rp 100.000, itu buat bayar sapu sampah. Sekarang serba naik,” tutur pria asal Garut itu.
Namun, lama kelamaan, para pedagang di luar area JIExpo dimintai pungutan untuk uang keamanan.
Seusai penyelenggaran JakFair tahun lalu, Syaiful telah membayar uang muka sebesar Rp 200.000 untuk menyimpan slot dagangnya di tahun ini.
Kini, dia tengah mencicil pemasukannya untuk bisa melunasi sisa uang sewa sebesar Rp 500.000.
“Kadang nyicil Rp 10.000 atau Rp 20.000. Kalau lagi ramai kasih Rp 100.000, kalau sepi (dan paksakan bayar), nanti buat makan enggak ada,” cerita Syaiful.
Menurut dia, pihak ormas cukup memperjuangkan pedagang kerak telor.