JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang pendeta rumah doa yang dibentak ketua RW sekaligus anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) banyak dibaca pada Selasa (20/6/2023).
Anggota TNI itu disebut berinisial Sersan Kepala (Serka) S, seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI Angkatan Darat (AD) yang bertugas di Komando Rayon Militer (Koramil) Tambun, Kabupaten Bekasi.
Lalu, berita soal arogansi TNI yang berulang juga turut diserbu pembaca. Pasalnya, seseorang bernama Rifkho (25) dikeroyok oleh sekelompok anggota TNI di Jakarta Selatan pada Minggu (18/6/2023) dini hari.
Baca juga: Ketua RW yang Ikut Bubarkan Kegiatan Rumah Doa di Tambun Disebut Anggota TNI
Universitas Indonesia (UI) memberikan tanggapan atas keluhan mahasiswa baru (maba) yang merasa biaya uang kuliah tunggal (UKT) yang kemahalan. Berita ini turut diburu pembaca dan berikut paparannya:
Pendeta Ellyson Lase mengaku dibentak dan diintimidasi ketua RW 027 Desa Mangunjaya yang juga anggota TNI pada Mei lalu.
Anggota TNI itu disebut berinisial Sersan Kepala (Serka) S, seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI Angkatan Darat (AD) yang bertugas di Komando Rayon Militer (Koramil) Tambun, Kabupaten Bekasi.
Ketua RW tersebut membentak Ellyson terkait aktivitas umat Kristen di Rumah Doa Fajar Pengharapan di Perumahan Graha Prima Baru, Blok S2, Tambun, Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Saat Jemaat di Rumah Doa Tambun Tak Diizinkan Beribadah dan Sering Diintimidasi...
Belum lama ini, seorang pengamen berinisial D harus kehilangan nyawanya usai ditikam oleh anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (8/6/2023).
Insiden itu bermula dari kemarahan seorang Prajurit Satu (Pratu) berinisial J (27) bersama teman-temannya untuk pesta minuman keras. Ia marah lantaran D menagih uang sewa sound system yang dipinjam J.
Belum berselang dua pekan, arogansi anggota TNI kembali terjadi. Seseorang bernama Rifkho (25) dikeroyok oleh sekelompok anggota TNI di Jakarta Selatan pada Minggu (18/6/2023) dini hari. Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Tak Hanya Bentak Pendeta Rumah Doa di Tambun, Ini Sederet Arogansi Anggota TNI pada Warga Sipil
Universitas Indonesia (UI) angkat bicara menanggapi keluhan calon mahasiswa baru soal mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Universitas Indonesia Amelita Lusia memastikan, tidak ada calon mahasiswa baru (camaba) yang tidak jadi kuliah di UI karena persoalan ekonomi.
"Kami berprinsip tidak ada camaba yang tidak jadi kuliah di UI jika sudah dinyatakan diterima, karena masalah finansial ini," ucap Amel kepada Kompas.com, Jumat (16/6/2023). Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: UI Beri Pilihan Cicil UKT hingga Carikan Beasiswa untuk Mahasiswa yang Terkendala Biaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.