Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Pedagang di Pasar Cibubur soal Tingginya Harga Daging Ayam: Mengaku Nombok dan Bingung Hadapi Pembeli

Kompas.com - 13/07/2023, 10:11 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Meroketnya harga daging ayam sejak Idul Adha 2023 dikeluhkan oleh pedagang daging ayam.

Sebab, mereka jadi kesulitan untuk bisa menjual dagangannya lantaran banyak pembeli keberatan dengan harga daging ayam yang dijual.

Kondisi tersebut pada akhirnya membuat pedagang kesulitan untuk bisa mendapat untung.

Nombok

Baca juga: Harga Daging Ayam Meroket, Pedagang Pasar Cibubur: Kami Nombok Tiap Hari

Sutinah (58), penjual daging ayam di Pasar Cibubur, Jakarta Timur, mengaku harus menombok modal setiap hari lantaran harga daging ayam yang melejit tajam dalam sebulan terakhir.

Sutinah mengungkapkan, harga daging ayam pada saat ini hampir menyentuh Rp 35.000 per kilogram (kg).

"Yang ayam belah empat itu kan dulu kita belanja cuma Rp 26.000 atau Rp 27.000, kita bisa jual Rp 28.000. Sekarang yang ukuran belah empat aja kalau kita modal itu Rp 34.000, kita jual cuma Rp 31.000 atau Rp 32.000 per ekor, nombok Rp 2.000," kata Sutinah saat ditemui Kompas.com di lapaknya, Rabu (12/7/2023).

Sutinah pun mengaku tidak tahu apa penyebab daging ayam begitu mahal saat ini. Sebab, untuk ketersediaan, menurut dia tidak ada hambatan sama sekali.

"Dari yang memasok sudah mahal, ya dia bilangnya dari kandang juga sudah mahal. Enggak tahu juga kenapa harganya terus naik, kalau ayam pasti banyak, ayam itu ada aja ayam mah. Tapi ya harga nya kayak gitu," tutur Sutinah.

Bingung hadapi pembeli

Baca juga: Harga Daging Ayam Terus Meroket Sejak Lebaran Haji, Pedagang Bingung Hadapi Pembeli

Sutinah mengatakan, dirinya merasa malu kepada pembeli setiap kali ditanya mengapa harga daging ayam masih tetap mahal.

"Kita yang jual juga malu. Kasih tahu ke pembeli aja kita udah kehabisan akal. Kalau ditanya kok mahal sih ayam, kita mau, ngomong apa lagi. Lebaran sudah lewat, Idul Adha sudah, jadi sekarang keadaan kayak gini kita alasan apa lagi?" keluh Sutinah.

Meski sudah dijual di bawah harga modal, kata Sutinah masih banyak pembeli yang yang protes.

"Pembeli aja yang kadang beli Rp 27.000, kita kasih harga Rp 30.000 udah pasti protes, sedangkan kita beli Rp 34.000-Rp 35.000 itu kita jual Rp 30.000- Rp 31.000 sekilo aja dia langsung protes 'kok potongannya kecil', ya memang ayam ukuran di bawah sekilo itu kan kecil banget, yang delapan ons sembilan ons. Tetap aja dia protes," jelasnya.

Sejumlah pedagang tak jualan

Kenaikan harga daging ayam membuat sejumlah penjual daging ayam di Pasar Cibubur tidak berjualan selama beberapa hari terakhir.

Baca juga: Harga Daging Ayam Melonjak, Sejumlah Pedagang di Pasar Cibubur Tak Jualan

Sutinah mengatakan, tiga rekannya yang sesama pedagang daging ayam tidak berjualan sejak beberapa hari lalu.

"Yang jual ayam fillet itu pada enggak datang. Emang harganya tinggi. Biasanya mereka di sana, udah ada lima hari mereka enggak jualan. Mungkin karena naik lagi, naik lagi (harga daging ayam), orang kan bingung juga," kata Sutinah.

Selain itu, penjual daging ayam di lantai atas juga tidak berjualan sejak beberapa hari terakhir.

"Banyak yang enggak jualan. Itu yang lantai atas yang biasanya jualan dari jam 12.00 malam, banyak yang enggak jualan. Dari Lebaran (Idul Adha) sampai sekarang, ada juga yang belum datang," ungkap dia.

(Penulis: Wasti Samaria Simangunsong | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Irfan Maullana, Nursita Sari).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com