Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro-Kontra Pansus JIS, Diusulkan tapi Belum Pernah Terwujud...

Kompas.com - 14/07/2023, 14:47 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usulan yang dialamatkan kepada DPRD DKI Jakarta untuk membentuk pantia khusus (pansus) guna mendalami masalah pembangunan Jakarta International Stadium (JIS), kembali mencuat.

Usulan ini mulanya disampaikan oleh Sekretaris Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo. Pasalnya, pembangunan JIS disebut-sebut tak sesuai panduan yang dikeluarkan Buro Happold, perusahaan jasa konsultasi asal Inggris yang telah disewa.

Fraksi Gerindra, PSI, dan Demokrat kemudian mengamini usulan itu. Harapannya, permasalahan mengenai JIS, bisa diusut dan dapat diselesaikan.

Kendati demikian, PKS dan Golkar menjadi dua fraksi yang menolak usulan itu dengan sejumlah alasan. Alasannya, pansus dianggap tak selalu bisa menyelesaikan suatu permasalahan.

Baca juga: Heru Budi Tegaskan Fasilitas JIS Perlu Disempurnakan, Bukan Direvitalisasi

PDI-P anggap JIS perlu diaudit total

Dwi Rio berpandangan, pendalaman soal kesalahan dalam perencanaan dan pembangunan JIS diperlukan, karena proyek tersebut memakan anggaran yang besar.

"Konkretnya harus ada penanganan teknis secara mendasar. Baik jangka pendek, maupun jangka panjang untuk sarana prasarana," ujar Dwi Rio dikutip Jumat (14/7/2023).

"Serta audit total dari aspek perencanaan maupun pembangunannya. Bentuk pansus JIS jika dipandang perlu," sambungnya.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Belum Terima Surat Pengajuan Pansus untuk Masalah JIS

Terkuaknya pembangunan JIS yang melenceng dari panduan, membuat Dwi Rio tidak heran stadion itu pada akhirnya masih jauh dari standar internasional.

"Tidak mengherankan jika banyak sekali kekurangan fasilitas stadion JIS dan jauh dari standar internasional, sebagaimana mestinya," kata Dwi Rio.

Gerindra ingatkan pansus tak cari-cari kesalahan

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Rani Mauliani menyatakan, partainya siap mendukung usulan itu, asalkan bukan untuk mencari-cari kesalahan yang bernuansa politis.

"DPRD DKI ini kan ada sembilan fraksi, apabila ada kesepakatan bersama untuk membentuk pansus JIS ya kenapa tidak kita dukung?" ujar Rani dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/7/2023).

"Selama memang sifatnya ini urgensi, dan bukan untuk sekadar mencari-cari kesalahan yang lebih condong ke arah politis," sambung dia.

Baca juga: Ketua DPRD DKI: Renovasi JIS Lebih Penting daripada Ungkap Kesalahan Pembangunan

Menurut Rani, semua fraksi terlibat saat proses perencanaan hingga pembangunan JIS. Sehingga, diperlukan evaluasi dalam berbagai aspek agar stadion tersebut bisa menjadi lebih baik.

"Kalau memang ada evaluasi dan perbaikan ke arah lebih baik, tentunya jelas perlu. Memang kita sama-sama tau kalau JIS belum berdiri secara establish seperti halnya GBK yang dari segi usia juga sudah cukup lama," tutur Rani.

PSI harap pansus tak ganggu renovasi JIS

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Satroamidjojo mendukung pembentukan Pansus untuk mendalami masalah pembangunan JIS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com