Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Klaim Berhasil Atasi Angka "Stunting" hingga 20 Persen dalam 3 Bulan, tapi 36.000 Balita Masih Rawan

Kompas.com - 24/07/2023, 18:11 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeklaim berhasil menurunkan angka stunting atau tengkes di Ibu Kota sebanyak 20 persen dalam kurun waktu tiga bulan terakhir ini.

"Ya maksimum, per tiga bulan ini kami sudah berhasil menurunkan 20 persen," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dilansir dari Antara, Senin (24/7/2023).

Kendati demikian, Heru menyebut sebanyak 36.000 balita dinyatakan memiliki masalah gizi dan rawan terkena stunting.

Baca juga: Saat 36.000 Balita Jakarta Rawan Stunting, Pemprov-Kemenkes Cari Solusi dari Intervensi Protein hingga Bansos

Jumlah tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 250.000 balita berdasarkan ukuran tinggi dan berat badan dalam program pengentasan stunting.

Adapun balita yang mengalami stunting itu di antaranya akibat gizi buruk, kurang gizi, dan seterusnya.

Saat ini, kata Heru, terdata ada sekitar 21.000 anak stunting di DKI Jakarta yang harus diurus dan ditangani hingga sembuh.

Intervensi pemerintah pusat

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah pusat akan bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mencegah puluhan ribu balita itu terkena stunting.

"Yang rawan stunting ini yang kami akan kerja sama dengan Pak Pj Gubernur dengan intervensi makanan protein hewani. Nah, itu akan kami lakukan," kata Budi.

Baca juga: Jakarta Jadi Kota Pertama yang Terapkan Program Baru Kemenkes untuk Atasi Stunting

Adapun yang dimaksud dengan intervensi makanan protein hewani adalah memberikan asupan protein hewani, misalnya ikan, telur, dan daging.

Kemenkes akan mendorong kolaborasi pihak swasta untuk mendanai intervensi tersebut melalui program orangtua asuh.

Menurut Budi, langkah ini diperlukan karena penyembuhan anak yang terkena stunting akan jauh lebih sulit daripada proses pencegahan.

"Saya bilang aja kalau masuk stunting itu sudah telat, dan telat susah sembuhnya dan mahal," ucap Budi.

Baca juga: Heru Budi: 36.000 Balita di Jakarta Masuk Kategori Rawan Stunting

Belajar dari Surabaya

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Muhammad Idris meminta Pemprov DKI mencontoh Pemerintah Kota Surabaya dalam penanganan stunting.

Menurut Idris, penanganan kasus stunting di Surabaya sudah berhasil mencapai angka prevalensi nol persen.

"Pemprov DKI harus belajar banyak dari Pemkot Surabaya dalam hal penanganan stunting dengan persen prevalensinya semakin menurun," kata Muhammad Idris, dilansir dari Antara.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com