Idris merinci keberhasilan Pemkot Surabaya dilihat berdasarkan angka prevalensi stunting yang semakin turun pada tahun 2021 tercatat 28,9 persen hingga tahun 2022 turun drastis menjadi 4,8 persen.
Baca juga: Jokowi: Stunting Tidak Bisa Langsung Hilang, tetapi Turun
Melihat hal tersebut, kata dia, harapannya ke depan Pemkot Surabaya mampu mencapai nol persen angka prevalensi stunting pada 2023.
Jika dibandingkan dengan angka prevalensi stunting di DKI Jakarta hanya menurunkan sebesar dua persen. Pada 2021 sebesar 16,8 persen dan 2022 turun menjadi 14,8 persen.
"Hal ini masih jauh dari target yang seharusnya dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dengan target, yaitu nol persen untuk angka prevalensi stunting," katanya.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, ada 798.107 balita rawan gizi per Juli 2023.
Baca juga: Kang Emil Komitmen Capai Zero Stunting di Jabar untuk Wujudkan SDM Berkualitas
Terdapat 457 ribu balita yang menjadi sasaran dalam program pencegahan dan penanganan stunting di Jakarta.
Dari jumlah tersebut, baru 250 ribu balita yang ditimbang berat badan dan diukur tingginya.
(Penulis : Tria Sutrisna, Siti Nurhaliza (Antara), Luthfia Miranda Putri (Antara) | Editor : Ihsanuddin, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.