JAKARTA, KOMPAS.com - Penipuan online jaringan internasional berkedok kerja paruh waktu diduga baru beroperasi pada 2023.
Modus operandinya, mereka menggunakan link yang ketika diklik oleh calon korban, mereka akan langsung masuk ke grup WhatsApp yang telah dibuat para pelaku.
Melalui grup WhatsApp itu, pelaku seolah menawarkan pekerjaan paruh waktu, padahal sedang menjerumuskan korban pada penipuan.
"Kalau menggali dari keterangan para tersangka, mereka memang baru. Masih di tahun 2023 ini. Tapi masih didalami," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dhimas Prasetyo di Polres Metro Jakarta Timur, Selasa (25/7/2023).
Baca juga: 3 Pelaku Penipuan Online Jaringan Internasional Ditangkap, Kerugian Korban Rp 878 Juta
Tersangka yang ditangkap adalah DPS (26), DPP (27), dan WW (35). Mereka ditangkap di lokasi yang berbeda-beda, bahkan ada yang di luar DKI Jakarta.
Penangkapan berdasarkan laporan yang teregistrasi dengan nomor LP/B/1777/VI/2023/SPKT/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA per tanggal 28 Juni 2023.
Laporan dibuat oleh seorang warga Pulogadung berinisial AH (31) yang mengalami kerugian Rp 848 juta.
Dhimas melanjutkan, link yang merujuk ke grup WhatsApp bernama Tokped, digunakan para tersangka untuk merugikan AH, baru dibuat sekitar dua hingga tiga bulan lalu.
"Tapi, apakah sebelumnya ada link lain dengan nama (grup) lain, masih pendalaman. Namun, untuk link ini, baru berjalan sekitar dua sampai tiga bulan," terang Dhimas.
Baca juga: Polisi Ungkap Modus Penipuan Online Jaringan Internasional Berkedok Kerja Paruh Waktu
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leo Simarmata mengatakan, terungkapnya modus paruh waktu itu bermula dari laporan AH.
"Modusnya, pelaku membentuk jaringan lalu merekrut orang yang membuat buku tabungan rekening dan ATM," tutur dia dalam kesempatan yang sama.
Masing-masing tersangka memiliki peran tersendiri. DPS berperan sebagai pembuat buku tabungan dan rekening.
Ia juga merekrut DPP sebagai salah satu pemilik rekening penampung uang para korban.
Untuk WW, ia berperan sebagai pembuat situs yang digunakan dalam penipuan, serta perekrut DPS.
Baca juga: Polisi Amankan Puluhan Barang Bukti Kasus Penipuan Online Jaringan Internasional
Leo melanjutkan, buku tabungan dan ATM yang telah dibuat langsung dibawa ke Kamboja.