BEKASI, KOMPAS.com - Keseharian tersangka teroris karyawan PT KAI berinisial DE dibeberkan warga di Perumahan Pesona Harapan Anggrek Harapan, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Ketua RT 07 RW 027 Ichwanul Muslimin mengungkap keseharian DE. Menurutnya, DE sosok yang tidak banyak bicara, ia kerap berangkat kerja dari pagi dan pulang malam.
Hal senada juga disampaikan oleh warga lainnya, DE disebut jarang berinteraksi dengan warga perumahan lain. Meski begitu, warga tidak menaruh curiga.
Ichwanul menuturkan, DE baru sekitar enam bulan pindah ke Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Harapan Jaya.
Baca juga: Tersangka Teroris di Bekasi Ditangkap, Warga Beri Perhatian ke Anak dan Istri Pelaku
Dalam kesehariannya, DE orang yang tertutup dan jarang berinteraksi bahkan dengannya sebagai ketua RT.
"Interaksi jarang, kalau ngobrol enggak, karena kami interaksinya kalau dia mau berangkat kerja saja. Jarang berbincang panjang lebar, enggak (pernah)," kata dia, Senin.
Karena itu, Ichwanul yang menjadi saksi penggerebekan rumah DE merasa syok dan tidak menyangka tersangka merupakan terosis terafiliasi ISIS.
Warga Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Septa (41) mengunjungi rumah DE usai penggerebekan. Di rumah itu, hanya ada istri, dua anak, dan ibu mertua DE.
Kata Septi, mertua DE menyampaikan permintaan maaf kepada warga karena telah menganggu kenyamanan akibat penggerebekan itu.
"(Istrinya) enggak (menyampaikan permintaan maaf), (yang menyampaikan maaf) itu ibunya. Kalau istrinya enggak ada omongan, cuma senyum-senyum saja, kalau ditanya ya dia jawab," kata Septa, Selasa (15/8/2023).
Baca juga: Tersangka Teroris di Bekasi Simpan Rapi Senpi dan Peluru di Dalam Kardus
Septa mengaku sempat menanyakan sesuatu kepada istri DE berkait aktivitas setelah suaminya ditangkap Densus 88.
"(Yang ditanya) seputar anak saja, cuma yang saya tanyakan kalau aktivitas keluar boleh? Dia (istri DE) bilang, 'Saya juga mau ngapain (di luar)'," kata Septa.
Septa menyebut istri DE memang jarang bersosialiasi selama enam bulan mengontrak di sana. Istri DE hanya sesekali keluar rumah untuk membeli kebutuhan anaknya.
Selain permintaan maaf, mertua DE mengaku tidak mengetahui menantunya yang bekerja sebagai pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu terlibat terorisme dan menyimpan banyak senjata di rumah.
Ia mengaku hanya mengetahui DE selama ini juga berjualan online. Namun dia tidak menjelaskan barang apa yang dijual DE.