Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Malang Seorang Pria Saat Epilepsinya Kambuh: Dituduh Maling Motor, lalu Dihajar Massa

Kompas.com - 24/08/2023, 16:27 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib malang menimpa seorang pria pengidap epilepsi berinisial YR (39) di area PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), Cakung, Jakarta Timur, Selasa (22/8/2023) malam.

Ia babak belur usai dipukuli sejumlah petugas keamanan dan warga setempat lantaran dituduh hendak mencuri motor salah satu karyawan pabrik di sana.

Padahal, saat itu kondisi epilepsi YR mulai ada gejala kambuh. Di lokasi kejadian, YR mau tak mau bersandar pada sebuah sepeda motor karena badannya nyaris ambruk.

Baca juga: Masih Buron, Sekuriti Ancol Penganiaya Hasanudin Berpindah-pindah Tempat Hindari Polisi

Bukannya dapat pertolongan, YR malah dituduh mencuri oleh pemilik motor. Tak sampai di situ, YR juga ddituduh sebagai dalang pencurian yang sudah sering terjadi di sana.

Pembelaan diri tak digubris

Sebagai seseorang yang mengidap epilepsi selama puluhan tahun, YR sudah mengetahui gejala-gejala sebelum kejang. YR merasa badannya dingin dan linglung.

Berdasarkan ingatan YR dan keterangan sejumlah saksi mata, YR langsung bersandar pada salah satu motor milik karyawan salah satu perusahaan yang terparkir di pinggir jalan.

"Sekuriti perusahaan langsung nyamperin saya dan tanya-tanya. Saya duduk di motor, linglung saja, tahu-tahu dipegangin dan diikat pakai kabel ties," ujar YR.

Baca juga: Dikira Maling karena Bersandar di Motor Saat Epilepsi Kambuh, Pria Ini Babak Belur Dihajar Massa

YR ingat betul bahwa ia sudah membela diri. YR mengatakan, ia adalah karyawan kawasan itu. Bahkan, YR masih mengenakan seragam dan membawa kartu identitas dari kantornya.

Namun, orang-orang itu tak mendengarkan penjelasan YR. Mereka langsung memegangi dan memukuli YR. Kepalanya ditahan dan dihantam dengan lutut.

Tak ada bukti

Petugas sekuriti dan supervisor dari tempat kerja YR pun tiba. Mereka melihat YR dalam keadaan sudah dipukuli. Mereka menanyakan alasan YR babak belur.

YR mengaku tidak tahu apa-apa lantaran masih linglung akibat epilepsinya kambuh. Pada saat yang sama, mereka membela YR dan mengatakan bahwa ia seharusnya tidak asal dipukuli.

Baca juga: Kronologi Maling Bobol Kotak Amal dan Bakar Mushala di Tebet, Awalnya Mau Numpang Tidur

Sebab, tidak ada yang tahu apakah YR memang akan mencuri motor itu atau tidak karena motor masih ada di lokasi. Sementara itu, sekuriti mengaku tidak melihat rekan korban di lokasi.

"Mereka balas lagi, 'Teman saya masih pakai seragam dan identitasnya ada, malah masih dipukuli'. Yang pukuli saya juga bukan dari sekuriti perusahaan, tapi dari orang yang lewat," ungkap YR.

Adapun Iwan (55), rekan korban, mengatakan bahwa sejumlah saksi melihat YR sempat mengambil kunci motor dari sakunya.

Dalam keadaan linglung, kunci sempat hendak dimasukkan ke kontak kunci motor yang YR jadikan sebagai tempat bersandar.

Baca juga: Maling yang Bakar Mushala di Tebet Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Berlapis

Halaman:


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com