Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca pada Pembunuhan Ibu Muda di Bekasi, Cara Polisi Menangani Kasus KDRT Perlu Dievaluasi

Kompas.com - 15/09/2023, 11:18 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kriminolog dari Universitas Budi Luhur Jakarta, Nadia Utami Larasati menilai sudah sepatutnya Polri mengevaluasi kinerja penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Evaluasi itu tak lepas dari kasus kematian Mega Suryani Dewi (24), seorang wanita muda yang dibunuh suaminya sendiri, Nando (25). Kematian Mega atau MDS diketahui terjadi tak lama setelah korban membuat laporan KDRT ke Polres Metro Bekasi.

Nyawa MDS yang akhirnya melayang, dinilai sebagai buntut dari tindakan kepolisian yang lamban dalam memproses laporan korban.

Baca juga: Belajar dari Ibu Muda yang Dibunuh Suaminya di Bekasi: Siklus KDRT Berpotensi pada Femisida, Kenali Ciri-cirinya

"Ini sangat disayangkan dan seharusnya menjadi perhatian serius dari pihak kepolisian," kata Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (14/9/2023) malam.

"Perlu evaluasi saya pikir terkait dengan bagaimana kepolisian menangani kasus-kasus KDRT," ucap dia melanjutkan.

Sebagai contoh, menurut Nadia, evaluasi yang bisa dilakukan yaitu dengan pendekatan perspektif gender.

Polisi perlu mengetahui bahwa anak dan perempuan adalah mereka yang kerap berada di posisi rentan.

Baca juga: Delik Biasa, KDRT yang Dialami Ibu Muda di Bekasi Bisa Diproses Hukum Tanpa Harus Ada Laporan ke Polisi

Dengan pendekatan perspektif gender dalam penanganan kasus KDRT, diharapkan proses hukum bisa dijalankan dengan adil untuk korban.

"Dalam kasus KDRT, di UU PKDRT ya bahkan setelah korban melapor, kepolisian itu wajib memberikan perlindungan kepada korban. Kenapa gitu? Jadi, untuk kasus KDRT ini memang langkah yang diambil adalah membatasi gerak pelaku, menjauhkan korban dengan pelaku dalam jarak dan waktu tertentu," ucap Nadia.

"Jadi aparat penegak hukum yang punya perspektif gender sangat penting, supaya proses peradilan pidananya juga 'ramah' perempuan," imbuh dia.

Adapun kematian Mega Suryani Dewi atau MSD di tangan suaminya bermula setelah polisi diduga memberhentikan laporan KDRT yang dibuat oleh korban pada Agustus 2023 lalu.

Baca juga: Bantahan Polisi Saat Dituding Cueki Laporan KDRT hingga Mega Tewas di Tangan Suami

Ibu anak dua yang tidak tahan dengan kekerasan yang dilakukan suaminya, Nando, lalu membuat laporan KDRT ke Polres Metro Bekasi.

Namun, belakangan laporan itu disebut tak berjalan dan dihentikan. Kasus KDRT itu lalu berujung kematian. MSD dibunuh oleh Nando pada Kamis (7/9/2023).

Kasus pun bergulir. Publik dibuat geram oleh tindakan polisi yang disebut memberhentikan laporan KDRT yang dibuat korban.

Namun, pihak Polres Metro Bekasi kemudian membantah telah menghentikan laporan KDRT korban.

Baca juga: Polisi Tak Boleh Hentikan Proses Hukum KDRT meski Korban Mengaku Sudah Rukun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Siapa Pun Gubernur Selanjutnya, Jakarta Harus Unggul dari Kota-kota Lainnya di Dunia

Heru Budi: Siapa Pun Gubernur Selanjutnya, Jakarta Harus Unggul dari Kota-kota Lainnya di Dunia

Megapolitan
Heru Budi Ingin Jakarta Gelar Banyak Acara Menarik untuk Pikat Masyarakat Dunia

Heru Budi Ingin Jakarta Gelar Banyak Acara Menarik untuk Pikat Masyarakat Dunia

Megapolitan
PSI Klaim Terima Masukan Masyarakat untuk Usung Kaesang di Pilkada Bekasi

PSI Klaim Terima Masukan Masyarakat untuk Usung Kaesang di Pilkada Bekasi

Megapolitan
Salim Said Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini, Satu Liang Lahad dengan Ibunda

Salim Said Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini, Satu Liang Lahad dengan Ibunda

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Megapolitan
Heru Budi Umumkan 'Jakarta International Marathon', Atlet Dunia Boleh Ikut

Heru Budi Umumkan "Jakarta International Marathon", Atlet Dunia Boleh Ikut

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Kota Jakarta, Masyarakat Menyemut di Kawasan Bundaran HI sejak Pagi

Pencanangan HUT ke-497 Kota Jakarta, Masyarakat Menyemut di Kawasan Bundaran HI sejak Pagi

Megapolitan
Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba: Satu Direhabilitasi, Satu Ditahan

Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba: Satu Direhabilitasi, Satu Ditahan

Megapolitan
Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Megapolitan
Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com