Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Mengering, Warga Keranggan Tangsel Terpaksa Cuci Baju dan Mandi di Kali

Kompas.com - 15/09/2023, 20:59 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sejumlah warga Keranggan, Setu, Tangerang Selatan, terpaksa mencuci baju dan mandi di kali karena sumur di rumahnya kering.

Salah satu warga yang terdampak kekeringan itu yakni Narma (43), ibu rumah tangga yang tinggal di RT 006 RW 02 Keranggan.

"Kalau mandi dan mencuci baju, saya dan warga juga pada ke kali. Itu malah hampir setiap hari (warga) nyuci di situ," kata Narma kepada Kompas.com, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Terdampak Kekeringan, 700 KK di Keranggan Tangsel Kesulitan Air Bersih

Namun, untuk keperluan memasak dan minum, Narma membeli air isi ulang atau meminta air bersih dari sumur tetangganya.

"Kalau buat dikonsumsi, beli air isi ulang, tapi terkadang meminta sama tetangga," ucap dia.

Hal serupa turut dirasakan Ida (53). Perempuan paruh baya yang baru merantau dua bulan dari Lampung ini langsung dihadapkan dengan masalah kekeringan.

Menurut Ida, pompa tak mampu menyedot air lantaran sumur di rumahnya mengering. Alhasil, ia terpaksa meminta air bersih kepada keponakannya.

"Saya minta sama keponakan saya. Kalau tetangga beli air isi ulang, malah ada yang mandi pakai air galon isi ulang," ucap Ida.

Baca juga: Sumur Mengering akibat Kemarau, Warga Keranggan Tangsel Krisis Air Dua Bulan Terakhir

Adapun ratusan kepala keluarga (KK) di Kelurahan Keranggan kesulitan mendapatkan air bersih sejak bulan lalu.

Pasalnya, air yang bersumber dari sumur warga mengering akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

"Kalau dari data yang diajukan dari beberapa RT, jumlahnya sekitar 700 KK. Itu (laporan) dari 10 RT yang terdampak kekeringan," kata Lurah Keranggan, Madih, saat dikonfirmasi.

Madih mengatakan, jumlah warga yang terdampak kekeringan masih bisa berubah.

Baca juga: Dua Bulan Terdampak Kekeringan, Warga Keranggan Tangsel Baru Dapat Bantuan Air Bersih

Sebab, Madih masih menunggu laporan dari 13 RT lainnya yang berada di Kelurahan Keranggan.

"Kami masih menunggu, karena kami ada 23 RT, dengan jumlah warga 8.409," ucap dia.

Guna mengatasi masalah ini, mobil tangki air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangsel mulai dikerahkan sejak Kamis (14/9/2023).

"Saya berharap bisa kontinu, mungkin ya sesuai kebutuhan masyarakat, jadi setiap harinya dapat suplai air bersih," ucap Madih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com