Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan Eskalator dan Lift di Stasiun Bekasi Terhambat, Ada Onderdil yang Tak Ada di Indonesia

Kompas.com - 19/10/2023, 20:35 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Penumpang kereta rel listrik (KRL) mengeluhkan matinya fasilitas eskalator dan lift di Stasiun Bekasi yang belum juga selesai diperbaiki.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Jakarta Nur Setiawan Sidik menjelaskan, perbaikan eskalator saat ini memang masih dalam proses.

"Perbaikan eskalator di Stasiun Bekasi sedang diupayakan anggarannya dan berproses," kata Nur Setiawan saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (19/10/2023).

Nur Setiawan menuturkan, perbaikan eskalator ini juga terhambat karena ada onderdil yang belum tersedia di Indonesia.

Baca juga: Ragam Keluhan Penumpang KRL Berkait Eskalator dan Lift Mati di Stasiun Bekasi...

Perlu waktu mendatangkan onderdil dari luar negeri untuk memperbaiki eskalator tersebut.

"Barang untuk perbaikan kerusakan atau penggantian material impor yang perlu didatangkan dari mancanegara," tuturnya.

Di samping soal onderdil, pergantian kontraktor juga menjadi salah satu kendala dalam perbaikan.

"Kendala lainnya pergantian kontraktor. Sejauh ini perbaikan oleh kontraktor pelaksana tapi hasilnya belum seperti yang diharapkan," imbuhnya.

Belum diketahui kapan perbaikan akan selesai. Namun, BTP Kelas I Jakarta akan terus mengupayakan agar fasilitas tersebut dapat digunakan kembali.

Baca juga: Eskalator dan Lift Stasiun Bekasi Mati, Lansia Turun Tangga Perlahan karena Pengapuran

Sebelumnya diberitakan, tak beroperasinya eskalator dan lift, terutama di pintu selatan, membuat pengguna KRL merasa kelelahan karena harus turun menggunakan tangga manual.

Keluhan datang bukan dari anak-anak muda, melainkan para ibu-ibu membawa anak dan lansia yang masuk dalam penumpang prioritas.

Seorang ibu muda bernama Eva (28) susah payah menuruni tangga manual sambil menggendong anak keduanya yang tertidur dan menuntun anak pertamanya yang berusia 5 tahun.

"Bawa anak ini, dua, yang ini (tertidur) tiga tahun, yang satu lima tahun. Ngos-ngosan ya rasanya, mesti nuntun juga kan, capek juga," tutur dia saat ditemui di lokasi.

Hal yang paling disayangkan menurut Eva selain eskalator mati yakni fasilitas lift keluar juga tidak berfungsi. Karena itu, ia tidak punya pilihan selain melalui tangga manual.

Baca juga: Gara-gara Lift dan Eskalator Mati, Eva Susah Payah Turuni Tangga di Stasiun Bekasi Sambil Bawa Dua Anak

Seorang lansia bernama Zurini (58) melanggar pantangan penyakit pengapuran yang tidak disarankan naik-turun tangga karena tidak punya pilihan lain.

"Saya harus pelan-pelan memegang pegangan itu karena turun tangga juga harus hati-hati jangan sampai jatuh. Memang pantangan penyakit pengapuran ini tidak boleh naik turun tangga," imbuhnya.

Harapan Zurini sebagai pengguna, pengelola dapat membenai fasilitas tersebut secepatnya.

"Jadi saya minta segera diperbaiki karena ini kan salah satu merupakan pelayanan juga ya yang harus direspons untuk lebih baik ke depannya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com