Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bahan Pangan Naik, Pedagang Warteg: Mau Siapa Presidennya, Kita Tetap Miskin

Kompas.com - 15/11/2023, 09:22 WIB
Firda Janati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sri (60), pedagang warung tegal (warteg) di Bekasi mengatakan,  siapapun presiden Indonesia yang bakal terpilih dalam Pemilu 2024 tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi rakyat kecil.

"Makanya ada pemilihan Presiden mah bodo amat mau Presidennya siapa juga tetap miskin, enggak bakalan dikasih duit kan," kata Sri saat ditemui di Pasar Kranji Baru, Kota Bekasi, Selasa (14/11/2023).

Sri menilai selama ini rakyat kecil hanya diberikan janji manis. Namun nyatanya tidak terealisasikan.

Baca juga: Cabai Mahal, Pedagang Warteg di Bekasi Bikin Sambal Lebih Encer

"Habisnya sebal, percuma rakyat kecil dibujuk-bujuk dijanjiin gini, giliran sudah kepilih yang makanin duit rakyat dia-dia juga kan," kata dia.

Sri mengatakan, dirinya tidak terlalu memperdulikan soal pemerintahan. Sebab, tak ada yang berubah dalam kehidupannya.

"Saya enggak peduli sama pemerintah, kita miskin enggak ada yang tolongin," ujarnya.

Saat ditanya siapa calon presiden yang akan dipilih di Pemilu 2024, Sri mengaku belum memikirkannya.

"Saya enggak (ada yang) suka. Mau siapa saja, pelit mah pelit saja sama rakyat," imbuh dia.

Baca juga: Minta Pemerintah Urus Harga Cabai yang Meroket, Pengusaha Warteg: Rakyat Kecil Jangan Disiksa Melulu...

Terlepas dari itu, Sri berharap presiden baru nantinya dapat lebih memerhatikan kehidupan rakyat kecil.

"Ya semoga pemerintah memperhatikan rakyat-rakyat kecil biar bisa sejahtera, jangan disiksa melulu sama harga-harga (mahal)," ujar Sri.

Sebelumnya, Sri mengatakan, ia menyiasati kenaikan harga cabai rawit merah dengan membuat sambal lebih encer daripada sebelumnya.

Sejauh ini, pelanggannya tidak ada yang komplain dengan perubahan tekstur sambalnya.

Dalam berdagang, Sri mementingkan loyalitas agar pelanggannya tetap setia membeli di wartegnya.

"Kalau dia minta tambahin sambal terus kita tambahin kan orang jadi balik lagi. Tapi kalau pelit nanti dia (pembeli) enggak akan ke situ lagi. Pintar-pintar kita saja," ujar dia.

Baca juga: Saat Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah Meroket, tapi Kualitas Jelek...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com