Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Gelapkan Dana WNA, Komisaris Perusahaan di Jaksel Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 24/01/2024, 04:53 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - J, komisaris perusahaan PT Flying Doctor Indonesia (FDI) yang berlokasi di Jagakarsa, Jakarta Selatan, dilaporkan ke polisi atas dugaan penggelapan dana warga negara asing (WNA).

J dilaporkan oleh direktur utama perusahaan tersebut karena perbuatannya membuat perusahaan berhenti beroperasi sementara waktu.

“Akibat perbuatan beliau (komisaris), perusahaan berhenti sementara waktu dan perusahaan digugat ke pengadilan oleh klien kami karena dia merasa dirugikan,” ujar kuasa hukum pelapor, Darren Marvel, di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (23/1/2024).

Baca juga: Baru Tangkap Pembunuh Mahasiswi di Depok yang Juga Perkosa Korban Lain, Polisi: Pelaku Cukup Licin

Darren mengungkap, kasus ini bermula pada 2021, saat angka Covid-19 tengah melonjak di Tanah Air.

Saat itu, PT FDI yang bergerak di bidang jasa evakuasi medis membuka layanan untuk membantu masyarakat yang hendak bepergian antarkota maupun antarnegara, lengkap dengan dokter serta perawat.

Seorang WNA asal Amerika Serikat yang tertarik dengan jasa tersebut kemudian mendaftarkan diri.

Ia ingin diantarkan dan dikawal oleh tim dokter saat kembali ke Honolulu, Hawaii, Juni 2021.

“Dia (WNA) akhirnya membayar uang sebesar 307.000 dollar AS. Kalau mengacu kurs waktu itu, nilainya lebih dari Rp 3 miliar mungkin,” tutur Darren.

Baca juga: Cerita Samson Dapat Upah Rp 25.000 Setiap Pasang Satu Spanduk Caleg, Sudah Pasang Lebih dari 50

Setelah uang diterima, J yang bertugas mengatur jadwal penerbangan, dokter, serta perawat akhirnya mulai mengurus semuanya.

Tak lama berselang, J memberikan tiket sekaligus jadwal terbang kepada WNA tersebut untuk kembali ke Hawaii.

Namun, saat hari kepulangan, bandara yang digunakan tiba-tiba ditutup akibat Covid-19. Klien tersebut pun batal berangkat.

"Setelah batalnya keberangkatan klien, klien sudah menolak offering ganti jadwal dan lainnya dari kami untuk dipulangkan," kata Darren.

Karena tak ada kabar lebih lanjut, WNA itu kemudian melaporkan perusahaan ke pengadilan.

WNA tersebut menuntut supaya uang yang telah dibayarkan dikembalikan sesuai nominal saat itu.

Baca juga: Korban Baliho PSI di Cakung: Caleg Ada Itikad Baik, Ada Pertanggungjawaban...

"Setelah mendapat somasi dan gugatan, Direktur Utama berusaha meminta kejelasan dana klien tersebut. Akan tetapi, J selalu menghindar dan tidak memberikan token untuk mengecek mutasi rekening perusahaan," kata Darren.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com